“ELANG! TUNGGU!!” Teriak Kana menahan tangan Elang yang menggandeng tangannya.
“Kenapa?”
“Dompet aku ketinggalan!!”
“Hah?”
“Duh… gimana ya??”
“Coba inget-inget kamu simpen di mana, mumpung kita belum keluar mall.”
Kana mencoba menenangkan dirinya. Ia mencoba mengingat kapan ia mengeluarkan dompetnya. “Ah! Tadi pas di toilet aku keluarin dompet buat bayar, kayaknya ketinggalan di sana.”
“Yaudah kita ke sana, siapa tahu masih ada.”
Kana menggigit bibirnya. “Tapi… itu di lantai 4, nanti kalau ketemu Mikha gimana?”
Elang terdiam sebentar. “Enggak apa-apa, aku yakin mereka lagi main ke area skating. Yuk!”
Kana mengangguk, bersama Elang mereka kembali ke lantai 4.
“Sebentar ya,” ucap Kana begitu mereka sampai di depan toilet.
Elang mengangguk, begitu Kana masuk ke dalam toilet, Elang memilih untuk melihat-lihat lukisan yang di pajang di area kosong dekat lorong toilet.
“Ih… sebel deh cuma 30 menit padahal kita bayar mahal-mahal!! Tahu gitu kita ke maribaya aja terus makan di punclut.”
“Kan aku udah ajakin kamu tadi, Mikha sayang.”
Elang menegakkan punggungnya, lelaki itu diam-diam mengintip dan melihat rombongan Mikha, sahabat Kana sedang berjalan kea rah toilet.
Kenapa mereka sudah selesai lagi? Dan Kana masih belum keluar dari toilet!
Elang sedikit memojokkan posisinya dan tetap menghadap kea rah lukisan.
“Sayang, aku ke toilet dulu yaaa!!”
Tersisa hanya tinggal Elang, kekasih Mikha Yuta dan kekasih Ayu, Hansa.
Sementara di dalam toilet, Kana baru saja menemukan dompetnya yang masih berada di atas wastafel. Beruntung tidak ada orang yang menemukannya jika tidak Kana yakin jika ia akan membuang waktunya untuk membuat laporan ke kantor polisi. Dirinya bukan memikirkan jumlah uang di dalamnya, namun di dalam dompet terdapat kartu pelajar, KTP, ATM dan beberapa kartu member yang sangat berguna untuk ia belanja kebutuhan agar bisa mendapatkan diskon.
“Syukurlah masih ada,” gumam Kana memasukkan dompetnya ke dalam tas. Merapikan penampilannya di depan kaca, gadis itu berbalik untuk keluar dari toilet.
“Ihh.. Yuta tadi melukin aku dong!!”
Belum juga bereaksi, Kana terkejut setengah mati mendapati kedua sahabatnya masuk ke dalam toilet. Bukan hanya Kana yang bereaksi, Mikha dan Ayu pun sama-sama terkejut.
“Kana??”
“Mikha? Ayu?”
Mikha mengerjapkan mata. “Kok lo di sini?”
“Lo juga, kok di sini?” tanya balik Kana pura-pura tidak tahu.
“Kita jadinya main skating di sini, soalnya di TSB penuh banget sampai antrian keluar!” ujar Ayu menjelaskan. “Lo sendiri? Katanya lo kedatangan saudara yang main ke flat lo.”
Kana memaksakan dirinya tertawa. “Hahaha iya, tadi gue ke sini sama saudara soalnya saudara gue ada barang yang mau di beli gitu.”
“Terus ke mana saudara lo?” tanya Mikha.
“Saudara gue? Oh saudara gue udah pulang soalnya dia ada perlu lagi hehee”
“Hooo… eh, lo berarti sendirian kan? Yaudah gabung sama kita aja!” usul Ayu yang diangguki Mikha.