MY SEXY NEIGHBOR

Linggar Rimbawati
Chapter #2

She"s so hot, but he can"t tell her

Wangi parfum yang lembut terhirup indra penciuman Daniel ketika Suri masuk ke mobil dan duduk di jok penumpang di sebelahnya. Untuk sesaat dia dibuai imajinasi yang meliar.

 Penampilan Suri sungguh eksentrik dengan sarung tenun setengah betis dipadu kaus hitam ketat. Di dadanya teruntai kalung etnik dari ukiran kayu koka dan biji jali-jali warna coklat. Senada dengan sepatu ankle bootsnya. Orang-orang bisa saja menyangka bahwa Daniel sedang jalan dengan mahasiswinya.

Kenyataannya Daniel sedang jalan dengan tetangganya yang sedang bete karena tidak diapeli pacarnya.

Daniel kenal cowok itu. Raka Sanjaya. Tidak akrab, tapi dia hafal wajah dan perawakan Raka. Jadi, kalau Raka selingkuh dan jalan di tempat umum dan kebetulan dia melihatnya, dia pasti mengenalinya. Dan jika itu terjadi Daniel akan sangat bungah dibuatnya.

     Daniel tidak berharap yang terbaik untuk hubungan mereka, Suri dan Raka. Dia justru berharap yang terburuk. Licik? Kadang kita harus bersikap licik untuk bertahan. Tapi kadang Daniel berpikir, Suri terlalu baik untuk Raka. Gadis itu tidak hanya cantik, dia mandiri dan pintar. Anaknya juga ramah dan membumi.

     Daniel masih ingat bagaimana dulu mereka pertama bertemu dan mengobrol. Di agen pemasaran rumah. Mereka sama-sama hendak membeli rumah di Argentina Residence, hunian strategis di tengah kota. Daniel sedikit tercengang mendapati seorang perempuan ( dia pikir gadis ini masih usia kuliahan semester dua atau empat karena mukanya yang imut) hendak membeli rumah seorang diri seperti jalan-jalan ke mall mau beli lipstick. Wow, tangguh betul, pikirnya.

     Lalu, tampaknya takdir tak ingin meraka berjauhan. Ternyata, mereka bertetangga. Rumah yang dibeli Suri tepat di sebelah rumah Daniel.

     “Suri,” dia mengulurkan tangan seraya mengucapkan sebuah nama.

     Daniel menjabat tangannya erat. Suri? Wah, nama yang unik.

     “Daniel,”

     “Pak Daniel kerja di mana?”

     "Wah, kurangajar, memangnya aku setua itu sampai dipanggilnya aku Bapak," pikir Daniel.

     “Hanya mahasiswa saya yang panggil saya Bapak,”

     “Oh, Pak Daniel dosen?” Suri mengangguk-angguk, “Eh, iya, saya bukan mahasiswa Pak..eh, Om Daniel,”

      “Kamu benar-benar tinggal sendiri?”

     “Iya, Pak..Om.. Dulu saya tinggal sama orang tua, tapi kejauhan dari tempat kerja. Daripada ngontrak rumah, mending buat depe rumah, itung-itung invest juga..”

“Oh, ya bagus itu. Masih muda udah punya rumah. Kerja di mana?”

“Di hotel,”

“He?”

Lihat selengkapnya