MY SEXY NEIGHBOR

Linggar Rimbawati
Chapter #3

Bekal Makan Siang

Entah untuk keberapa kalinya Suri menggeram kesal. Hari ini seharusnya dia berangkat kerja bersama Raka. Mereka sudah sepakat kemarin via WA. Hitung-hitung melepas rindu karena melewatkan weekend tersebab kesibukannya dengan keluarga ⸻ sejujurnya Suri masih sakit hati karena tidak diundang di acara itu. Raka berjanji untuk menjemputnya dengan mobil Toyota Yaris-nya. Jadi Suri langsung mengenakan seragam kerja alih-alih pakai baju biasa dulu. Tapi sampai jam setengah delapan lewat pacarnya belum juga muncul.

Sudah belasan kali Suri menelepon Raka tapi tidak diangkatnya meski terdengar dering tanda telepon itu tersambung. Pesan WA-ku juga tak kunjung membiru meski dia sedang online.

“What on earth happened to him?” Suri berteriak kesal. Tega sekali pacarnya berbuat begini. Kalau memang dia sibuk apa salahnya diangkat sebentar atau balas WA untuk memberinya kepastian.

"Sama sekali tidak menghargaiku. Paling tidak, aku jadi tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya jika dia benar-benar tidak bisa menjemput," batin Suri.

Malangnya lagi dari tadi Suri pesan grab car tak kunjung berhasil. Maklum, jam sibuk. Terbersit keinginan untuk mengeluarkan motor dari garasi. Tapi sebelum itu dia lakukan, terbayang olehnya betapa ribetnya, mesti buka-buka gembok. Belum lagi roknya yang super mini ini akan menarik perhatian para predator di jalanan. Mau ganti baju dulu pasti tidak terkejar karena dia sudah di teras dan pintu sudah terkunci. Belum lagi mesti naik ke kamarnya, cari-cari baju di lemari... Arrrghhhh....!!!!!

Tanpa sadar Suri mengangkat pantat dari kursi dan menuju rumah Om Daniel. Dia berdoa dalam hati semoga tetangganya sudah bangun mengingat semalam dia bilang mau begadang mengerjakan laporan penelitian dan hari ini jadwal mengajarnya siang hari. 

“Om...! Om Daniel...!” Suri menggedor-gedor pintu. Hampir menangis saking putus asanya. Suri takut sekali Om Daniel tak bisa mengantarnya, lalu dia terlambat ke tempat kerja, lalu dia kena SP dan annual bonus tidak keluar, lalu...lalu dia batal liburan ke Korea...

Huaaaa.....!!!!

Ajaib sekali, terdengar suara Om Daniel menyahut dari dalam. Beberapa saat kemudian Om Daniel muncul dengan wajah segar. Tidak ada mata bengkak karena kurang tidur atau wajah ngantuk bau bantal. Suri bersyukur untuk itu.

“Om, tolongin Suri, Om,”

“Kenapa?”

“Tolong anterin Suri ke tempat kerja, Om. Ini sudah mau telat. Raka nggak jemput-jemput,”

“Ha? Raka telat? Berapa bulan? Terus kamu mau tanggung jawab?”

“Ya ampun, Oooooomm... Jangan bercanda dulu napa?,” Suri menjerit panik, “ini darurat!”

Untung saja Daniel Daniel tidak berlama-lama ngelanturnya. Dia cepat tanggap mengambil kunci mobil dan segera mengantar tetangga kesayangannya, tuan putri Suri Maharani, ke tempat kerja.

Suri berhasil mencapai meja resepsionis meski terlambat setengah jam. Lalita, partner kerjanya sudah gugup karena dia merupakan anak baru yang belum banyak pengalaman. Dia masih takut kalau ditinggal-tinggal.

“Aman, La?”

Lalita menoleh pada Suri dan meringis. Dia sedang melayani tamu yang hendak check out.

“Can I pay with my credit card?”

Lihat selengkapnya