My Sick Twin

Hwarien
Chapter #4

Pulang Sekolah

Helaan napas panjang muncul ketika terik matahari perlahan turun, meninggalkan jejak oranye yang sedikit terlihat dari tepi lapangan. Sebenarnya Laksa tak pernah benar-benar mau menunggu, apalagi menonton latihan Mada seperti ini. Namun, apa boleh buat? Saudara kembarnya itu mengancam A-Z agar ia mau mematung dan menghabiskan siangnya dengan pemandangan yang membosankan.

Mada pun aneh, Laksa sangat menyadarinya. Entah kesurupan apa, tak biasanya lelaki itu memintanya untuk menemani. Terlebih setiap berhasil mencetak skor di lahan lawan, ia menoleh dan melambaikan tangan seperti anak-anak tengah pamer ke orang tuanya. Meski lebih muda, Mada jarang terlihat seperti adik kecil yang menggemaskan. Ia lebih cocok dinilai menyebalkan dibanding hal itu.

"Mau sampai kapan mainnya?" tanya Laksa saat Mada mendekat dan mengambil air kemasan yang disediakan klub.

"Udah kelar, kok. Kenapa? Lama, ya?"

"Masih nanya!"

Mada sontak tertawa. Raut muka Laksa yang seakan ingin menelannya hidup-hiduplah alasannya. Ia tidak iseng, tidak juga berniat, hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama saudaranya, selagi bisa. Pertandingan yang ia tunggu-tunggu segera datang dan Mada ingin berbagi prosesnya. Lagi-lagi, mumpung mereka masih memiliki kesempatan.

"Langsung pulang?" Laksa memberikan handuk kecil yang lekas Mada raih.

"Lo mau ke mana dulu?"

"Nyari makan, laper."

"Emang tadi siang nggak makan?"

Jujur, Laksa menggeleng. "Sori, bekalnya dihabisin si Semprul."

"Kok lo kasih, sih? Kan itu Ibu yang masakin."

"Dia belum makan dari pagi dan nggak bawa uang jajan. Jadi, ya, gue kasih aja."

Mada berdecak dan duduk dengan kesal. "Kan lo bisa pinjemin dia duit, Sa."

"Lo lupa? Lo belum bayar utang, gue bokek."

"Eh? Iya, ya."

Laksa lantas menoyor jidat Mada pelan, lalu berdiri dan membersihkan bagian belakang celananya. "Ayo, traktir gue mi ayam. Utang lo gue anggap lunas."

Lihat selengkapnya