Hari ini seperti biasanya, gak ada rencana untuk keluar, hanya pengen tiduran di rumah. Weekend, kebanyakan orang-orang akan menghabiskan waktu di rumah, kecuali orang-orang sepertiku yang menghabiskan waktu kegiatan di rumah. Apalagi lebih suka menghabiskan waktu di kamar, bukan maksudku ingin sendirian di sini. Sebenarnya aku juga ingin keluar bersama orang lain, tapi orang yang kenal dekat denganku. Jika bergerombol dengan orang banyak, toh, aku bakalan sendirian.
Aku tahu aku punya Rika. Tapi, entah kenapa rasanya seperti aku tidak mempunyai siapapun untuk bercerita tentang jutaan hal yang ada di kepalaku. Aku hanya tidak ingin pikiran rika merasa terbebani oleh masalahku.
DDDRRRTTT!!!! DDDRRRTTT!!!!
"Selamat ulang tahun putriku, gak kerasa kamu sudah dewasa. Maaf ibu belum sempat merayakan ulang tahunmu. Putriku, maafkan Ibu. Ibu belum bisa pulang, tapi Ibu pastikan bulan depan Ibu akan pulang. Dan juga, ada kado spesial dari Ibu. Ditunggu ya.... I LOVE YOU."
Lagi dan lagi, Ibu selalu bilang hal ini. Padahal aku ingin menghabiskan waktuku bersamanya.
Melihat foto yang terpasang di dinding. Aku masih ingat, disaat itu aku berusia 7 tahun. Kami menghabiskan waktu bersama sama Ayah juga. Di tempat itu, Ibu menghadiahkan kalung, yang masih aku pakai sekarang. Ayah menghadiahkan aku kedua anting baru. Aku merindukan hari itu, aku ingin mengulang waktu.
Tanggal 22 April tepatnya aku akan bertambah umur. Usia 17 Tahun adalah usia dimana kamu dianggap sudah dewasa. Pemikiran dewasa, pembicaraan dewasa, semua serba dewasa. Tapi, aku tetap berbeda. Aku tidak akan pernah dewasa. Hanya dewasa dalam diam.
----------------------------------------------------------------------------------------
FLASHBACK
"Selamat ulang tahun," kata Rika sambil memberikanku kue.
"Terlalu berlebihan," gumamku.
"Apanya?" tanya Rika, yang sepertinya tidak mendengar perkataanku. "Cepat tiup lilinnya, tanganku sudah capek," kata Rika.
Saat aku akan meniup..
"Kamu gak make a wish?" tanya Rika.
"Apa harus?" kataku yang tertekan.
"Ya iyalah, masa gak ada make a wish sih!" kata Rika kesal.
"Kalau begitu, semoga yang disemogakan terkabulkan, aamiin," gumamku dalam hati.
"Yeeaayy," kata Rika senang.
Setelah itu kami duduk sambil melihat bintang bertaburan.
"Apa mimpimu?" tanya Rika.
"Aku ingin menjadi guru," jawabku sambil melihat bintang.
"Kenapa?" tanya Rika penasaran.
"Seorang guru yang mengerti apapun yang dikatakan muridnya, tidak dikatakan dan bahkan ketika mereka berbohong," jawabku.
"Kamu sangat begitu baik, jangan jadi orang yang sangat baik, itu juga gak baik buatmu" kata Rika.
----------------------------------------------------------------------------------------