Hadiah kecil dari Rianti cukup memberikan energi untuk Leiya mulai berkemas. Membulatkan tekad untuk dia benar-benar pergi dari kontrakan itu. Meskipun tidak ada tujuan yang mungkin akan dia singgahi.
Leiya menatap ke setiap penjuru ruangan. Tak ada tas besar untuk menampung semua barang-barangnya. Hanya ada keresek sampah baru yang memang selalu distok oleh mendiang ibunya. Perlahan dan pasti, Leiya memilah pakaiannya, serta barang-barang yang dirasa perlu untuk dibawa. Sisanya, mungkin akan ditinggalkan begitu saja.
"Bunda, bantu Leiya hadapi hidup ini," gumamnya saat tetes air mata terakhir dia usap.
Leiya sadar diri dia hanya sendirian. Tak ada satu hal pun yang mampu menopang hidupnya selain dirinya sendiri.
"Bunda pernah bilang, dulu Bunda pun berjuang sendirian sampai aku hadir dan menemani perjuanganmu. Lalu sekarang aku harus apa Bunda?" Monolognya, sembari terus melipat pakaian dan memasukannya ke dalam keresek sampah baru itu.
"Ini...?"