Kembali di keadaan kelas yang tengah menunggu pembelajaran selanjutnya. Fokus Fani kini tertuju jelas pada Leiya yang hampir 2 pekan belum juga masuk sekolah lagi.
'Gue penasaran banget sama loe Lei, kapan loe mau balik sekolah lagi? Gue udah gak sabar, ada kado besar yang harus gue berikan.' monolognya dalam hati.
Sementara keadaan kelas semakin bising. Tak ubahnya dengan Fani, Rianti pun tengah berpikir dengan keberadaan Leiya sekarang. Bukan karena rasa empatinya terhadap Leiya, melainkan rasa penasaran dengan kehidupan yang di jalani Leiya selepas dia meninggalkan kontrakan milik ibunya.
"Fan, menurut loe si Leiya sekarang ada di mana ya?" Tetiba Rianti membuka pembicaraan kembali dengan Fani.
"Hah? Ya, gak tahu lah. Kenapa loe tiba-tiba banget nanya kek gitu?"
"Ya, gue penasaran aja. Bakal kek apa nanti tu anak."
"Ya paling, dia ngelonte juga 'kan."
Dengan jawaban simple dari Fani, Rianti terdiam. Begitu pula dengan Fani, yang dalam otaknya pun tengah bergelut dengan sosok Leiya yang cukup terkenal di sekolah itu. Bahkan nama Leiya tercantum dalam struktur organisasi OSIS di sekolah mereka. Banyak hal yang membuat Leiya mempunyai nama di sekolah itu. Dan hal tersebut cukup menjadikan pesaing bagi Fani.
Ya, Fani salah satu sisiwi berprestasi di sekolahan. Bahkan dia selalu berada di lima besar peringkat sekolahan tiap semesternya. Bersama sang Ketos, siswa-siswi yang lain termasuk Leiya di dalamnya.