My Super Dad Is a Superstar

Safiraline
Chapter #2

2

Sinar matahari perlahan mulai menerangi gudang sebuah minimarket milik keluarga Alam Market Company. Disebuah sofa panjang yang terletak disudut gudang, seorang gadis tengah tertidur pulas dengan masih menggunakan rompi yang bertuliskan petugas minimarket. Ia tiba-tiba mengerjapkan matanya. Ia merasa seperti ada yang janggal dari kamar tidurnya.

“Mimpi pun juga di minimarket Paman Alam. Segitunya kah?” Mou berdialaog dalam hatinya. Ia menerjap-nerjapkan matanya kembali.

“Astaga Mou.. Kau akan terlambat ke sekolah. Dan…” Kezia melihat Mou masih mengenakan rompi minimarketnya “kenapa kau tidur di sofa?” Ujar Kezia, perempuan berumur 19 tahun yang bekerja diminimarket.

Mou bangun dengan sangat cepat. “Pukul berapa sekarang kak?”

“Pukul 6 pagi. Aku harus mengecek tanggal kadaluarsa. Dan kenapa kau disini? Kau tidak tidur disini semalaman kan?” Kezia bergidik ngeri.

“Oh tidak aku ada upacara. “ Mou langsung merapikan rambutnya dan mengambil selembar tisu basah yang ia gunakan untuk membersihkan wajahnya. Ia bergegas mengayuh sepedanya untuk pulang kerumahnya.

***

Setibanya dirumah, Mou memarkirkan sepedanya. Ia melihat kedalam garasi. Syukurlah, ia tidak mendapati mobil ayahnya sedang ada dirumah. Mungkinkah ayah masih diluar kota? Ia tersenyum lega.

Mou mulai mengeluarkan kunci rumahnya, memutar kuncinya dan perlahan membuka pintu rumahnya. ketika pintu terbuka, ia terkejut sejadi-jadinya. Ia terjingkat ke belakang. “Ayah?” Mou tersenyum lebar.

“Pasti ketiduran lagi di minimarket. Iya kan? “ Sapa David yang sudah berada tepat dibalik pintu rumahnya.

Mou tersenyum lebar. “Iya.” Mou berjalan menerobos lengan ayahnya dan berjalan menaiki tangga. “Mou nanti diantarkan ayah. Lipatkan sepeda Mou ayah.”

David menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya. Sudah 9 tahun David hidup sendiri dengan kedua anaknya. Mou dan Reiki. Dan sudah 2 tahun ia tinggal bersama Mou, karena Reiki lebih memilih tinggal di asrama sekolahannya.

David berjalan kedepan rumahnya dan melipatkan sepeda anak perempuannya. Ini kebiasaan baru bagi David setiap pagi selama 6 bulan terakhir. Pasalnya anaknya sangat suka mengisi waktu luang dengan bekerja. Entah itu sebagai kurir sepeda, pelayan kafe, office boy. Hingga hobinya saat ini ia ingin bekerja sebagai penjaga minimarket. Mou mengaku kepada David, jika ia kesepian karena ayahnya sering pergi mengurus bisnis coffe shopnya yang tersebar rata diseluruh Pulau Jawa.

Lihat selengkapnya