"Perasaan selalu gue yang ngurus ini. Bosan gue lama-lama!"
Raka menghentak-hentakkan kakinya kesal, memandang tak sabar ke arah seorang pria dan wanita yang saat ini tak sadarkan diri.
"Lagian si Suketi lama amat datangnya, keburu ketauan induk hantu mah kalau begini!"
Gerutuan Raka terus berlanjut.
Entah kenapa dia merasa masalah datang silih berganti seharian ini. Mulai dari panggilan mendadak dari Jems yang meminta bantuan hingga mobil mereka yang diikuti dua orang hantu.
"Sorry, gue telat"
Suara berat seseorang membuat Raka sontak memalingkan wajah ke arah samping. Di sana sudah berdiri seorang perempuan dengan seragam SMA. Wajah cantiknya berbanding terbalik dengan suara maskulin yang keluar dari bibirnya.
"Buset Suketi. Lo ganti baju dulu ngapa sih. Anak SMA keluyuran malem-malem, ditangkap satpol PP baru tau rasa lo!"
Ucap Raka sambil menggelengkan kepala.
Gadis yang dipanggil dengan sebutan Suketi itu hanya bisa mendengus kesal
"Besok-besok lo rasain jadi gue ya. Lo pikir enak cosplay jadi anak SMA begini setiap hari?"
Suketi lalu berjongkok tepat di sebelah Raka dan mulai membantunya membopong kedua orang tersebut dan membawa masuk ke dalam mobil.
"Tapi kita bisa ketahuan dong kalau begini"
Gerutu Suketi lagi setelah memasukkan kedua orang itu ke kursi penumpang.
Raka hanya mengangkat bahu acuh,
"Ya urusan lo sih Suketi. Dari dulu mah elu yang paling ahli berhadapan dengan induk hantu dan anak-anaknya."
"Intinya kerjaan gue sama Bian belum sampe lima puluh persen. Lo harus bisa ngulur waktu buat kita."
Setelah memastikan kedua orang itu terikat dengan nyaman di dalam mobil, Raka lalu membanting pintu, tak lupa menepuk bahu Suketi dengan kekuatan bak kuli angkat beras di pasar.
Suketi hanya mengelus bahunya pelan, memanyunkan bibir yang memang sudah manyun dari sononya.
"Gini aja terus sampe nobita satu sekolahan sama upin ipin. Lagian elo gak ada akhlak banget sih. Sama anak SMA sekece gue pake tenaga badak begono!"
Gerutunya masih mengelus bahu.
Raka menghernyitkan alis kesal, tak lupa membentuk gestur muntah sambil menengadahkan tangan. Suketi yang melihat ekspresi menyebalkan Raka hanya bisa mendengus sebal sebelum akhirnya memasuki kursi kemudi.
"Lo yakin kan mereka bener-bener tepar sampai tiga jam kedepan?"
Tanya Suketi sambil menurunkan kaca mobil.
Raka menopang tangannya di pintu mobil, mengacungkan tangan, menjawab pertanyaan yang Suketi ucapkan.
"Oke."
Saat Suketi hendak menaikkan kaca jendela dan menyalakan mobil, dia tiba-tiba menjentikkan jarinya, seperti teringat akan sesuatu,
"Jangan lupa gue mau mie aceh, nyemek ya."
Ucapnya dengan nada memperingatkan ke arah Raka yang langsung menganggukkan kepalanya malas.
"Oke-oke. Jangan telat. Lo tau Icha kan? Kalau bungkus makanan bisa dimakan, udah dimakannya deh itu."
Ucap Raka sambil melambaikan tangan begitu Suketi mulai berlalu meninggalkan Raka yang hanya bisa menghela nafas berat.