Hembusan angin berhembus dengan lembut menerpa kulit tiga orang gadis yang tengah terduduk di pinggir lapangan bola basket. Mereka memperhatikan tiga orang laki-laki lainnya yang tengah bergerak kesana kemari, menggiring bola basket untuk akhirnya di masukkan ke dalam ring. Keringat yang sejak tadi menetes dan membasahi baju mereka tidak menjadi sebuah hambatan untuk tetap bermain dan mencetak skor.
"Liat, Mark nyetak skor lagi." Ucap Jina sambil menunjuk Mark yang baru saja mencetak skor.
"Udah gue nyerah!" Ucap Nana. Laki-laki bernama asli Nathaniel Nahendra Jaen itu terkapar di samping Jina. Gadis itu langsung menyodorkan minuman pada Nana. Juga Mark dan Jeno yang mengikuti Nana menyudahi permainan mereka.
Mina menyodorkan handuk pada Mark yang duduk di hadapannya. Sementara Jeno diam terpaku menatap Naina yang sibuk memotret moment kelima temannya itu. Naina menurunkan lensa kameranya saat ia membidik Jeno dengan ekspresi seperti itu.
"Apa?" Tanya Naina.
Jeno menghela nafasnya kasar. "Na, kamu gak ada niatan ngasih apa gitu?" Tanya Jeno.
Naina mencerna perkataan Jeno sedikit lama. Gadis itu akhirnya mengerti apa yang dimaksud oleh Jeno. Naina membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak makan. Jeno menatap kotak makan itu sampai akhirnya Naina membuka tutupnya. Naina memang gadis yang manis, meskipun terkadang tidak peka dengan situasi bahkan dengan dirinya sendiri.