Blurb
Aku jalani hidup normal seperti manusia pada umumnya. Bahagia umumnya, susah umumnya.
Posisi aman yang membuat lupa bahwa Toxic ada di sekitar kita.
Aku adalah player yang mampu hasilkan damage sebesar meriam, tapi aku rapuh seperti kaca (Glass Canon). Untung ada Tirta, yang lengkapi kekurangan aku hingga kita menjadi tim solid seperti Dewa.
Aku lupa, kalau setiap player itu punya perspektif yang berbeda beda. Walaupun kita tim yang sama, tidak menuntut kemungkinan bahwa kita bisa saling kontra.
Semua menjadi akhir yang runyam.
"He knew they were gonna kill me, but he didnt say a word."
Apakah Tirta juga akan menjadi toxic untukku?