My Truly Destiny Part 2

Vina Marlina
Chapter #2

Hectic's Holiday

Andatari malas-malasan menelusuri galeri foto hasil liburan di pantai Santolo dua hari lalu. Dia sedang numpang leyeh-leyeh di ranjang Abichandra sambil sesekali melirik ke arah adik bungsunya itu.

Abichandra sendiri sedang duduk bersila di lantai, sibuk unboxing kardus berisi samsak taekwondo yang sudah dia pesan secara online.

"Tengil banget kamu, dimintain oleh-oleh malah cuma ngasih yang beginian!" Andatari menggerutu sebal dan mengacungkan foto sunset di smartphone Abichandra sebagai bukti.

Abichandra tertawa. "Loh, Kakak kan enggak spesifik minta oleh-olehnya. Coba kalau Kak Tari bilang pengen ubur-ubur, aku bisa minta si Arifin nangkepin satu."

Setelah menemukan buku panduan merakit samsak, Abichandra lalu mendekati kakaknya. "Geser dikit, Kak," pintanya sambil duduk di sebelah Andatari.

"Uh! Dasar!" Andatari geregetan. Dia langsung bangkit dan mengacak-acak rambut Abichandra gemas. "Kamu ngapain juga pakai beli kayak gituan segala," Andatari keheranan menatap samsak segede gaban yang terkapar tak berdaya di lantai.

"Biasalah, Kak, urusan cowok," Abichandra menyahut ringan. Tangannya membolak-balik buku panduan dan mulai serius membacanya.

Andatari geleng-geleng.

Tanpa perlu dijelaskan, seisi rumah sudah pada maklum. Pasti kelakuan absurdnya sekarang ini ada hubungannya dengan pemukulan yang dilakukan Rey tempo hari. Apalagi Mama sempat berbisik, untuk mengisi liburannya kali ini Abichandra sudah mendaftar kelas bela diri taekwondo.

"Ngomong-ngomong, Zarra gimana kabarnya, Bi?" Andatari kepo.

"Dia baik-baik aja," jawab Abichandra singkat, tak mau mengalihkan fokusnya dari buku panduan.

"Ya sudah," Andatari menyerah. Dia lalu beranjak, bermaksud keluar kamar. Tapi di depan pintu kamar Abichandra, dia sengaja berhenti. Senyum jahilnya mengembang lebar.

"Eh, Bi, tahu enggak? Mama bilang, coba kalau kamu sama Zarra ketemunya udah gede, pasti langsung dilamar buat jadi mantu. Ciyeee, yang udah dapet lampu hijau!"

Lihat selengkapnya