"O-ow! Please... Bukan Zarra lagi."
Abichandra memejamkan mata, pura-pura tidur di atas kasurnya. Eh, setengah benar, ding. Semilir angin yang berhembus lewat jendela lumayan membuat otaknya rileks. Hasilnya, dia mulai merasa mengantuk. Ocehan Saka didengarkannya dari kuping kanan, keluar telinga kiri.
"Bi, kalau aja enggak kasihan sama Mama, aku pasti udah ngincer tuh anak cewek. Enggak bakal malu-maluin diajak kondangan, Bi!"
Abichandra mendengus. Segitu saja kah Kakaknya menilai seorang wanita? Yang penting kece supaya enggak malu-maluin?
"Sayangnya udah kadung janji. Demi hadiah kuda besi baru, apa pun yang terjadi, aku kudu bisa bertahan di challenge anti-pacaran ini! Ada-ada aja usul si Mama. Dapat inspirasi dari mana coba, ngadain tantangan macam begitu. Tadinya, aku sempat kepikiran mau backstreet. Tapi gimana caranya, mata-mata si Ayah tersebar di kawasan ini. Tapi didiamkan juga sayang banget, stok kayak dia di kampung ini limited edition, Bi. Enggak tahu tuh kalau aku udah kuliah. Di sana pasti banyak cewek cantiknya," Saka terus merepet. Tangannya gesit menyetrika kemejanya sendiri.
Di keluarga mereka memang sudah dibiasakan mandiri sejak kecil. Pakaian, alat makan, dan yang lainnya harus diurus sendiri, kecuali memasak. Itu masih di bawah tanggung jawab Mama agar kadar gizi tetap terjaga.
"Pede amat bisa backstreet-an sama dia, Kak. Jangan-jangan malah ditolak lagi," Abichandra menjawab kalem di sela kantuk.
Sekonyong-konyong sebuah kaus kaki olahraga berwarna biru melayang, lalu nemplok di wajah Abichandra. Saka, si pelempar kaus kaki, langsung pasang kuda-kuda, mengambil posisi siap menangkis.
Peperangan Bharatayudha, I'm coming!
Sedetik... dua detik berlalu. Kok hening?
Saka merasa aneh. Tumben-tumbennya Abi tak membalas. Padahal biasanya selalu sengit mengadakan perlawanan hingga titik darah penghabisan.
Eh, ketika dihampiri, ternyata Abichandra sudah tertidur pulas. Mulutnya sedikit terbuka. Dadanya naik turun teratur seiring napasnya.
Ya ampuuuuun, orang lagi perang juga! Tak kehabisan akal, Saka meraih handphone lalu cekrek! Belum cukup, di-upload-nya juga foto tersebut di beranda Facebook-nya. Setelah menulis caption "Si Buto Ijo Pencuri Kaus Kaki," di-tag-nya media sosial Abichandra dengan hati puas. Ngakak sendirian dah dia sampai sakit perut. Sungguh pembalasan dendam yang menyenangkan!