Cyra Xma White itulah nama yang aku gunakan selama 19 tahun hidupku, ya aku berusia 19 tahun, usia yang cukup crusial bukan ?. Teman – teman dan keluargaku biasa memanggilku rara , aku adalah seorang mahasiswi jurusan DKV ( Desain Komunikasi Visual ) yang sudah menginjak semester dua. Aku mempunyai seorang kakak laki-laki yang bernama Beryl Parves White, usia kami hanya beda tiga tahun saja karena itu kami masih sering bertengkar dan cekcok perkara hal sepele walaupun usia kami sudah bisa dibilang dewasa hehee. Kak Beryl adalah satu-satunya saudara ku, dia juga kuliah dikampus yang sama denganku, tapi dia mengambil jurusan hukum dan sekarang ini adalah semester akhirnya dia sedang sibuk sibuknya menyiapkan skripsi untuk kelulusannya.
“ra…rara…woy, bangun ra” sayup sayup aku mendengar suara yang sangat familiar ditelingaku, namun mataku terlalu berat untuk di buka, akupun memilih untuk mengabaikan suara tersebut dan melanjutkan tidurku, tak lama kemudian akhirnya suara tersubut menghilang. Namun tiba-tiba hidungku mencium aroma roti yang sangat aku sukai, aroma tersebut sangat kuat hingga dapat mengalahkan rasa kantuk ku. Aku pun bangun dan berjalan menuju sumber aroma yang aku cium, ternyata itu berasal dari dapur. Disana terlihat jelas sosok kak Beryl sedang berdiri dan menyiapkan sarapan pagi kita. Tanpa menyapa kak Beryl terlebih dahulu aku langsung saja duduk dan memakan sarapan yang disiapkan kak Beryl, menu sarapan kami hari ini adalah roti coklat kesukaanku yang kak Beryl beli di toko roti persimpangan jalan dekat rumah kami walaupun itu bukan toko roti ternama tapi rasa nya sangat enak apalagi roti coklat favoritku ini, tekstur luar rotinya itu sangat gurih dan crispy enak sekali lalu kalau kalian gigit coklat didalamnya itu akan langsung meleleh dan rasa coklatnya itu enak banget sumpah manisnya tuh pas gak lebay, pokoknya ini roti coklat terenak yang pernah aku makan. “enak kak masih anget” ucapku sambil melebarkan senyumku.
“ Udah cepetan makannya terus mandi sana, bentar lagi kan kita udah mau pergi” respon kak Beryl sambil berjalan menjauh dari dapur, kak Beryl terlihat sibuk pagi ini dia terus berjalan kesana kemari, bahkan makanpun sambil berjalan. Aku tidak telalu menanggapi ucapan kak Beryl dan tetap melanjutkan makanku sambil menikmati kelezatan roti coklat yang ada ditanganku. “Ya ampun ra, lo lama banget sih buruan cepet”. “Mau kemana sih kak masih pagi juga, lagian kan ini kan weekend” jawabku sambil memasang wajah kesal, kak Beryl pun menghampiriku dan menunjukkan ponselnya kepadaku “Nih liat, lo lupa ya hari ini kan kita udah janjian ama Bagas, Gibran, Adi mau pergi ke puncak, gimana sih” sekarang gantian kak Beryl yang menatapku dengan tatapan kesal. Tanpa banyak bicara aku langsung lari ke kamar ku sambil membawa roti yang tersisa ditanganku dan mengabaikan kak Beryl. “Mau kemana lo?” tanya kak Beryl.
“Siap siap kak” jawabku sambil terus berlari menuju ke kamarku, karena aku tau jika aku tidak segera bergegas maka pasti kak Beryl akan mengomeliku habis habisan. Dalam hatiku aku bergumam “ sial gua kira hari sabtu itu besok ternyata sekarang anjir ,untung udah gua masukin ke tas barang-barang yang mau dibawa, kalau gak hmm pasti kak Beryl bakal ngomel-ngomel terus nih “. Begitu sampai kamar aku langsung bergegas mandi secepat mungkin lalu ganti pakaian dan tidak lupa memakai sedikit make up agar tidak terlihat kusam dan pucat. Setelah itu aku langsung buru-buru turun kebawah dengan barang bawaanku. Aku melihat kak Beryl sedang duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan handphonenya, sebenarnya kalau dilihat-lihat wajah kak Beryl ini cukup bagus untuk disombongkan dia termasuk salah satu kakak tingkat yang ganteng di kampusku, bahkan teman teman kelas perempuan ku pun banyak yang naksir dengan kak Beryl tapi sayang aku tidak pernah menyadari itu karena peringai jahil dan galaknya kepadaku, karena sifatnya yang seperti itulah yang membuatku sering merasa kesal dan tidak senang melihat wajahnya, walaupun gak tiap hari ya kadang ada juga waktu dimana aku merasa kalo kak Beryl ini keren tapi itu jaraaang banget.
“Jadi kan kak ?” tanyaku, “Jadi kok ini mereka udah jalan” jawab kak Beryl sambil terus menatap layar ponselnya.
“Hmm ok, btw kakak udah pamitan kan sama mama papa?”
“Udah lah, cuman kakak kirim pesan aja kemereka soalnya pas papa mama pergi tadi kakak masih tidur” kata kak Beryl
“Hmm kali ini berapa lama kak papa mama di New York ?” tanyaku
“Tadi sih mereka bilangnya sekitar 3 bulanan, tapi …. “ tiba-tiba kak Beryl menghentikan perkataannya. “Lo ngapain sih, tanya-tanya tapi malah asik main hp gak dengerin gue” gerutu kak Beryl yang kesal melihatku terlalu fokus pada layar handphone ku. Ya kak Beryl adalah tipe orang yang sangat tidak suka diabaikan oleh orang lain saat dia sedang berbicara dengan kata lain tukang caper hahaa…