“Gimana dek rasanya” tanya kak Beryl
“Ihh kok aneh ya, rasanya tuh agak pahit dikit tapi pahitnya tuh aneh gak kayak pahit pada umunya terus kayak ada rasa manisnya juga”ucapku
“Menurut lo enak gak ra” tanya kak Adi
“Hmm not bad lah ya” responku “aku habisin satu botol ini sendiri ya kak?, toh yang lain juga gak ada yang mau” tanyaku kepada kak Beryl
“Kayak bisa aja lo” ledek Bagas
“Bisa lah tinggal minum aja pun” jawabku
“Terserah kamu aja deh dek, tapi kalo gak kuat jangan dipaksain ya” ucap kak Beryl
“siap kak” jawabku sambil hormat kepada kak Beryl
Akhirnya mereka berempat pun fokus menonton film yang mereka pilih sambil mengobrol sesekali, dan aku sibuk menghabiskan wineku seorang diri. Sisa setengah wine aku sudah merasa tidak sanggup lagi rasanya seperti ingin muntah, tapi tiba-tiba aku teringat Bagas pasti dia akan meledekku nanti, “gak bisa pokoknya gua harus habisin wine ini titik” ucapku dalam hati
Setelah berjuang cukup lama akhirnya wine itu pun habis, namun aku tidak merasakan mabuk sama sekali aku masih bisa melihat mereka berempat dan masih bisa mendengar jelas percakapan mereka bahkan sesekali aku juga ikut mengobrol dengan mereka, dan yang paling menyakinkanku bahwa aku tidak mabuk adalah aku masih bisa main handphone dan membalas beberapa whatsapp dari teman-temanku, walaupun aku merasa sedikit mual dan pusing tapi itu semua masih bisa kutahan, dalam hatiku ada sedikit perasaan bangga karna bisa menghabiskan satu botol wine itu sendiri tanpa mabuk, berarti tingkat toleransiku terhadap alkohol itu sangat tinggi dan Bagas tidak akan mengejekku lagi,