“Lo mau gua temenin gak, kak Beryl kayaknya pulangnya masih lama deh” ucap Bagas
“Iya lah pake nanya lagi” jawabku
Lalu kita berdua masuk bersama kedalam rumah, rumah kami sangat berbeda dengan rumah Bagas, dirumah kami tidak ada orang lain selain aku dan kak Beryl. Kami memang mempunyai pembantu, tetapi pembantu kami hanya akan datang membersihkan rumah saat tidak ada orang dirumah, jika salah satu anggota keluargaku datang maka mereka akan pergi kerumah paling belakang yang memang khusus disediakan untuk mereka.
Itu semua kami lakukan demi keamanan bersama, karena dulu sewaktu kak Beryl berumur tiga tahun dan aku masih bayi pernah ada seorang pembantu yang menculik kami, dia bahkan sampai melukai kak Beryl dengan sangat kejam dan mengirim fotonya kepada papa kami, hanya untuk membuktikan bahwa dia benar-benar menculik kami, akibat luka itu kak Beryl harus dirawat dirumah sakit selama satu bulan dan dia juga harus menjalani terapi psikologis selama beberapa tahun karena kejadian itu membuatnya sangat trauma.
Bahkan kata mamaku dulu kak Beryl pernah menangis dan berteriak histeris setiap kali melihat pembantu didalam rumah kami, oleh karena itu akhirnya papa dan mamaku memutuskan untuk memperkerjakan mereka saat tidak ada orang dirumah, dan saat ada orang dirumah mereka akan berada dirumah belakang.
Jika mengingat cerita mama tentang kak Beryl dulu, sungguh sangat melukai hatiku. Pasti dia sangat ketakutan dan kesakitan dulu, apalagi diusianya yang sekecil itu. Aku tidak habis pikir bagaimana sipelaku ini bisa melakukan hal sekeji itu pada anak kecil yang tidak berdosa ini dan untungnya dia sudah meninggal, jika tidak aku pasti akan membalas perbuatannya kepada kak Beryl dengan cara membuatnya dikucilkan dilingkungannya dan akan aku pastikan bahwa dia menderita seumur hidupnya.
Untung saja kakakku kuat, dia bisa melewati semua ini dan mengatasi traumanya sendiri, sekarang kondisinya jauh lebih baik dari pada dulu, bahkan aku rasa dia sudah mulai berdamai dengan masa lalunya. Walaupun begitu kami tetap tidak ingin mengambil resiko untuk kesehatan mental kak Beryl, lebih baik menjaga daripada mengobati kan.
“Sepi banget Ra, lo gak takut sendirian dirumah segede ini? Tanya Bagas
“Kan ada lo” jawabku
“Maksut gua, kalo gua gak disini lo kan sendirian” balas Bagas
“Hmm well gua belum pernah sendirian sih selama ini” ucapku
“Iyalah lo jalan terus sama temen-temen lo” kata Bagas
“Daripada lo jalan terus sama pacar lo, sampai lupa ama gua” balasku
“Bhaha sekarang kan lo udah jadi pacar gua, so I will spend more my time with you” ucap Bagas