My Twin Flame

Nadya Suhendra
Chapter #4

Bab 3 - Reunian

Satu jiwa yang sama dalam raga yang berbeda. Dipisahkan oleh jarak dan waktu. Lalu waktu tersebut berotasi mengantarkannya pada zaman sekarang. Selama dan sejauh apa pun jiwa tadi berkelana, ia akan tetap pulang menemukan kembarannya. Karena mereka terkoneksi atas keinginan Ilahi dan semesta.

Selepas perpisahan mereka akhirnya dapat bertemu kembali. Langit yang tadinya kelabu, kini berubah menjadi biru. Tapi, dua manusia ini masih belum mengetahui bahwa mereka adalah jiwa yang sama. 

Jiwa mereka berdua telah lama bermusafir. Di kehidupan sebelumnya pernah dipisahkan. Maka, di kehidupan sekarang izinkan mereka untuk merayakan pertemuannya kembali.

***

Pesan Naya tadi baru saja sampai kepada Yan. Ia berharap Yan akan segera membalasnya lagi. Namun, Yan sudah tertidur pulas karena kelelahan. Entah berapa lama lagi kali ini Naya akan menunggu balasan pesan dari Yan.

Rasa bosan mulai menghampirinya. Ia bingung hendak melakukan apa lagi setelah beberes rumah. Ia akhirnya memilih untuk menonton drama. Lagi dan lagi, Naya hanya ingin menonton drama China akhir-akhir ini. Naya menonton drama yang berjudul only for love. Drama ini dibintangi oleh aktor terkenal di negara China yaitu Dylan Wang. Naya adalah salah satu fans nya. Ia fokus menatap layar smart phone sambil memakan camilan. Sesekali dirinya mengomel-ngomel sendiri saat melihat tokoh antagonis yang muncul dalam sebuah adegan.


27 Menit Kemudian ....


Yan bangun dari tidurnya. Ia kemudian beranjak keluar dari kamar menuju dapur. Tangannya membuka pintu kulkas dan mengambil sebotol air mineral. Yan menarik kursi yang ada di hadapannya dan duduk. Ia kini sedang memainkan smart phone yang ada di dalam genggamannya. Bukan Naya kali ini, tapi Yan sedang berbicara dengan kekasihnya.

Merindukan seseorang yang sudah berpunya. Seperti inilah posisi Naya saat ini. Tapi, ia tidak mengetahui bahwa Yan sudah memiliki kekasih saat itu.

"Nay, udah makan siang?" Bu Irza bertanya dari ruang keluarga.

"Belum ma, ini mau makan." jawab Naya.

Naya kemudian berjalan ke ruang makan dengan wajah senyum-senyum sendiri. Rasa bahagia itu rupanya karena drama China yang barusan ia tonton. Naya tidak habis pikir dengan jalan cerita drama tersebut. Drama yang mengisahkan tentang seorang jurnalis perempuan yang mengejar cinta pria CEO (Chief Executive Officer).

Bisa-bisanya cewek yang ngejar cowok duluan. CEO nya malah suka balik lagi sama tu cewek! Indah banget kisah percintaan jurnalis dalam drachin. Lah, gue? Dapat CEO gak, dipecat iya. Naya berbicara pada diri sendiri.

Karena dalam hidupnya ia tidak pernah mengejar laki-laki manapun. Jangankan mengejar laki-laki yang disukai, pacaran saja tidak pernah. Pernah dulu sewaktu kuliah Naya menyukai seseorang. Laki-laki ini lebih muda satu tahun darinya. Ia merupakan seorang mahasiswa teknik komputer. Ada di suatu momen laki-laki ini bertanya secara langsung kepada Naya. Ia menanyakan, apakah Naya menyukainya. Sudah jelas-jelas suka, tapi Naya hanya bisa senyum tanpa menjawab. Jadi, itulah mengapa Naya merasa sangat terhibur dengan drama China tadi. Karena sangat berbalik dengan kehidupan aslinya.

Sendok di tangan kanan dan smart phone di tangan kiri. Dalam keadaan makan pun ia masih memikirkan Yan. Sudah mendekati waktu sore, namun Yan belum juga kunjung membalas pesannya tadi pagi.

Malam ini Yan memiliki janji untuk bertemu dengan kekasihnya. Ia masih mempertahankan hubungannya bersama kekasihnya. Sebenarnya Yan sangat menyayangi kekasihnya. Hanya saja akhir-akhir ini prinsip mereka sudah tidak sejalan lagi. Rencananya nanti Yan akan memberitahu kekasihnya, bahwa ia akan mendapat pemutusan hubungan kerja dalam waktu dekat.

Yan menunda-nunda balasan pesannya pada Naya. Biar bagaimana pun Naya hanyalah orang asing yang baru ia kenal, pikirnya. Selain itu Naya bukan prioritasnya saat ini.

Namun bagi Naya malah sebaliknya. Dari awal menemukan Yan, hatinya langsung ingin mengenal Yan lebih dalam lagi. Karena itulah ia berusaha untuk menghubungi Yan terlebih dahulu. Naya seperti benar-benar dituntun untuk kenal dan dekat dengan Yan oleh Ilahi dan semesta. Mungkin itulah alasannya.

Tak menerima balasan pesan dari Yan selama berjam-jam, Naya memutuskan untuk membuka laptop dan mencari lowongan pekerjaan lagi. Ia harus tetap kembali pada realitas. Karena hidup butuh uang, untuk itu dirinya harus bekerja. Jadi, ia tidak bisa berdiam diri begitu saja.


SUASANA MALAM HARI


Matanya melihat ke arah kaca spion mobil. Memastikan apakah mobilnya sudah berada di jalur yang benar. Yan sedang dalam perjalanan untuk menjemput kekasihnya. Mereka akan pergi menonton film ke bioskop dan makan malam setelahnya. Kebetulan jalanan di kota Qingdao lumayan padat malam ini. Itulah sebabnya, suasana macet sedikit tidak dapat dihindari. Namun Yan berusaha untuk mencari celah-celah jalan kosong. Agar mobilnya dapat terus melaju dan terbebas dari macet.

***

Akhirnya Yan sampai juga di apartemen kekasihnya. Ia mengirim pesan, mengatakan kepada kekasihnya kalau ia sudah sampai. Kemudian Yan memarkirkan mobilnya yang berwarna putih itu di halaman apartemen kekasihnya. Kekasih Yan bergegas turun dari apartemennya. Rambut perempuan itu tergerai panjang, mengenakan gaun pendek berwarna kuning dan sepatu heels. Ia masuk ke dalam mobil Yan dengan ekspresi wajah datar. Entah apa yang membuatnya bersikap demikian.

Smart phone Naya berbunyi tiada henti. Ia menerima pesan grup dari sahabat-sahabatnya.

Chika:

[Pesan Teks]

"Guys, ada kenalan fotografer gak, kalian?" tanya Chika dalam grup whatsapp.

Chika adalah sahabat Naya sewaktu SMA. Sama hal nya dengan Indri. Naya, Indri, Chika, Kiyo dan Anes. Mereka adalah lima bersahabat sejak semasa sekolah dan sampai sekarang.

Indri:

[Pesan Teks]

"Ada, Chik."

Chika:

[Pesan Teks]

"Bagi kontaknya tolong, ndri."

Indri:

[Pesan Teks]

"Okay Chika!"

Awalnya Naya hanya memantau sekilas saja. Karena ia pikir Chika butuh fotografer hanya untuk keperluan lain. Namun ketika pesan grup itu tidak berhenti berbunyi, ia kembali lagi menyimak percakapan dan nimbrung di ruang obrolan.

Naya:

[Pesan Teks]

"HAH! Serius, Chik?" timpal Naya dalam grup memberi pertanyaan dengan reaksi kaget.

Chika:

[Pesan Teks]

"Iyaaa Nay"

Rupanya Chika memberikan kabar bahagia. Ia akan segera bertunangan dengan kekasihnya yang seiman. Lantas saja Naya dan yang lainnya kaget dengan kabar tersebut. Tentunya mereka juga turut bahagia. Pasalnya, selama ini Chika selalu menjalani hubungan beda agama dalam kisah percintaannya dan semua hubungan itu tidak ada yang berhasil. Hingga pada akhirnya ia bisa menemukan laki-laki kristen yang seiman dengannya yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

Naya sesaat menjadi sedih. Tanpa ia sadari pertemanan mereka sudah berjalan sangat lama. Sebentar lagi Chika akan menjadi istri orang. Mereka saling mengenal dan bermain bersama sejak usia belasan. Tak terasa sekarang Naya dan sahabat-sahabatnya sudah di usia akhir 20-an. Yang membuatnya gundah, ia tahu semakin dewasa setiap orang, mereka akan semakin sibuk dengan kehidupannya masing-masing.

Lihat selengkapnya