My Twin Flame

Nadya Suhendra
Chapter #12

Bab 11 - Idul Fitri

Naya:

[Pesan Teks]

"Why do I feel sad when you said this to me? Gēgē, to be honest I like you more than friend. I’m sorry if I ruined our friendship. I just wanna tell you what I feel. I know we’re not possible. But you give me feelings and I can’t control myself. I’m so grateful to meet you, had such nice and fun conversation. I’d like when you call me mèi mèi or adik. I always wanted to tell you what I feels. But, I didn’t wanna make you feel akward. Sadly, this is has happened now. I’m sorry, Yan gēgē." (Kenapa aku sedih waktu kamu bilang ini? Abang, sejujurnya aku menyukaimu lebih dari teman. Maaf jika aku menghancurkan pertemanan kita. Aku hanya mau bilang sama kamu apa yang aku rasakan. Aku tahu kita tidak mungkin. Tapi kamu memberi aku perasaan dan aku tidak bisa mengendalikan diriku. Aku merasa sangat bersyukur bertemu kamu, memiliki percakapan yang baik dan menyenangkan. Aku suka saat kamu panggil aku mèi mèi atau adik. Aku selalu ingin bilang sama kamu apa yang aku rasakan. Tapi, aku tidak ingin membuat kamu merasa canggung. Sedihnya, ini sudah terjadi sekarang. Maafkan aku, Abang Yan.)

Yan:

[Pesan Teks]

"Mèi mèi, I really appreciate you. I won’t feel akward at all my adik. I just feel happy. You’re so cute and kind. But sadly, you’re not in China." (Adik, aku sungguh menghargai kamu. Aku tidak akan merasa canggung sama sekali. Aku hanya merasa bahagia. Kamu sangat lucu dan baik. Tapi sedihnya, kamu tidak di China.)

Naya:

[Pesan Teks]

 "I know and I understand that. But gēgē, do you only wanna have a relationship with Chinese woman?" (Aku tahu dan aku mengerti itu. Tapi abang, apakah kamu hanya mau punya hubungan dengan wanita China?

Yan:

[Pesan Suara]

"No mèi mèi. I mean, if they’re foriegner is okay for me. As long as they’re Asian. Cause I only like Asian girl and our culture still quite similar. But, they have to know to speak Mandarin. And you don’t speak Mandarin. So you can’t talk to my mom. If I have a partner she needs to talk with my mom and get along with her." (Bukan adik. Maksudku, kalau mereka orang asing tidak apa-apa. Selama mereka adalah orang Asia. Karena aku hanya suka perempuan Asia dan budaya kita masih cukup sama. Tapi, mereka harus tahu bahasa Mandarin. Dan kamu tidak berbicara Mandarin. Jadi kamu tidak bisa berbicara pada ibuku. Kalau aku punya pasangan ia perlu berbicara dengan ibuku dan akrab dengannya.)

Naya yang sedang mengemas kopernya pun termenung setelah mendengar perkataan Yan itu. Sesaat suasana hatinya berubah menjadi buruk. Ia pun hanya membalas pesan Yan secara singkat.

Naya:

[Pesan Teks]

"Okay gēgē, I see what you mean. I wish I could speak Mandarin and live in China." (Baiklah abang, aku mengerti maksud kamu. Aku harap aku bisa bahasa Mandarin dan tinggal di China.)

Dirinya bukan tidak menyukai Naya. Hanya saja ia tahu bahwa tembok mereka berdua begitu tinggi. Dan Yan pun bersikap realistis agar tidak menyakiti Naya lebih jauh nantinya. Sebenarnya ia juga tidak menyangka bahwa Naya akan memiliki perasaan lebih padanya.

Yan:

[Pesan Suara]

"If you’re in China I will definitely date you," (Jika kamu di China aku tentunya akan berkencan dengan kamu,) diletakkannya smart phone itu di atas meja kerja dan Yan kembali mengetik komputer. Tapi, beberapa detik kemudian jarinya terhenti mengetik. Pikirannya mulai tidak fokus. Karena ia merasa bersalah pada Naya.

Naya:

[Pesan Suara]

"Okay gēgē! I see what you mean. Gēgė, we can’t have a call this afternoon. And I don’t wanna talk to you often. I feel like, the more often I talk to you, the more I like you." (Baikalah abang! Aku mengerti maksud kamu. Abang, kita tidak bisa teleponan sore ini. Aku tidak ingin sering berbicara dengan kamu. Aku merasa, semakin sering aku berbicara sama kamu, semakin aku suka kamu.)

Lihat selengkapnya