Doa-doa Naya menggetarkan Arsy. Menembus sampai ke langit ketujuh. Tentang renjana yang selalu mendekapnya erat dan membuatnya sampai sekarat. Tuhan menjawabnya dengan berbagai macam isyarat. Sinyal-sinyal langit dan alam semesta turut serta membantu Naya untuk memberitahukan, siapa itu Yan. Naya mengalami kejadian yang menurutnya aneh dan mungkin adalah sebuah kebetulan.
Juni, 2024
Nayanika indah itu tidak beralih sedikit pun dari memandangi kalender. Tanggal 20 Juni 2024, ia melingkarinya dengan pena berwarna merah muda. Dalam hitungan minggu lagi, Naya akan memasuki usianya yang baru. Sebenarnya ia tidak benar-benar antusias untuk menunggu hari ulang tahunnya ini. Lingkaran tadi ia buat karena masih memikirkan tentang Yan. Ia hanya teringat, dulu Yan dan dirinya pernah saling menanyakan tanggal ulang tahun satu sama lain. Menariknya, bulan kelahiran mereka berdekatan. Yan mengatakan pada Naya kalau ia lahir di bulan Juli. Naya berharap Yan akan mengingat tanggal ulang tahunnya dan kembali lagi padanya.
***
Kalender tadi ia letakkan lagi di atas meja. Masih mengenakan piyama, Naya menyibak gorden dan membuka jendela kamarnya lebar-lebar. Ia mulai membersihkan kamarnya. Setelah selesai membereskan kamar, ia membawa keranjang yang berisi pakaian kotor ke kamar mandi untuk dicuci.
35 Menit Kemudian ....
Pakaian tadi sudah selesai dibilas dan dikeringkan. Naya mengeluarkannya dari mesin cuci. Ia akan menjemur pakaian itu di halaman rumah. Meski dirinya tidak jago dalam memasak, tapi ia rajin mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Naya mencuci pakaian seluruh anggota keluarganya.
***
Ember itu diletakkannya di atas tanah halaman rumah. Kemudian ia mulai menjemur pakaian tadi satu-persatu seraya bersenandung. Saat asyik bersenandung, seekor kupu-kupu putih lewat menghampirinya. Seketika Naya berdecak kagum melihat keindahan kupu-kupu itu. Cukup lama kupu-kupu itu terbang mengelilinginya. Hingga tidak lama setelah itu ia pergi terbang ke tempat lain. Naya kemudian lanjut lagi menjemur pakaian.
Yan membeli TV baru dan beberapa perabot rumah lainnya. Akhirnya ia akan pindah juga ke apartemen barunya. Rencananya ia akan pindah hari ini. Karena sekarang adalah hari Sabtu dan ia libur bekerja. Sean terlihat membantu Yan membawa perabotan-perabotan kecil itu ke dalam mobilnya. Ia juga akan pergi ke apartemen baru Yan pagi ini. Karena ia ingin melihat apartemen itu dan sekaligus membantu Yan menyusun-nyusun barang nantinya.
Naya sekarang sedang sarapan. Ia makan roti coklat ditemani dengan segelas teh melati. Seraya memakan roti ia memutar lagu-lagu Taylor Swift kesukaannya. Imajinasinya pun mulai bermain di kepala. Seakan-akan ia adalah tokoh utama di setiap lirik lagu percintaan Taylor Swift. Naya hanya berusaha untuk menikmati hidupnya kembali. Memakan makan kesukaan, mendengarkan lagu kesukaan dan membeli hal-hal yang diinginkan. Dan, baru saja tadi ia memesan kebutuhan perawatan kulit secara daring. Perlahan-lahan ia mulai bisa menjalani hari-harinya tanpa mengingat Yan. Naya terus mengunyah sambil menggoyang-goyangkan kepala dan bahunya saat mendengarkan lagu. Sesekali ia juga ikut bernyanyi mengiringi musik.
Yan sedang memarkirkan mobilnya di area basemen. Dirinya dan Sean baru saja sampai di lokasi apartemen barunya. Mereka turun dari mobil secara bersamaan. Yan mengangkat TV dari mobilnya dan Sean membawa tiga kotak kardus. Setibanya di depan pintu, Yan menekan kode pintu masuk. Lalu ia dan Sean pun masuk ke dalam apartemen itu.
"Wahhh..., nǐ de gōngyù zhēn shūfú." ucap Sean memuji.
"Zhēn de ma? Hahah..., xiè xiè," Yan berbicara sambil menyalakan lampu di setiap ruangan apartemennya.