Selepas menonton video ceramah tadi, Naya mulai mencari video lainnya yang juga membahas tentang twin flame. Ada banyak sekali, video orang-orang yang membahas tentang twin flame yang ia temukan di media sosialnya. Sampai-sampai ia kebingungan harus mulai menonton dari video yang mana. Ia pun memilih untuk menonton video penjelasan tentang twin flame dan tanda-tanda bertemu dengan twin flame. Selama beberapa menit Naya fokus menyimak setiap penjelasan dalam video itu. Isi penjelasan di dalam video tersebut tidak jauh berbeda seperti yang disampaikan oleh ustad Hanan Attaki. Bahwasanya, twin flame itu adalah istilah sebutan untuk dua orang di raga yang berbeda, namun memiliki jiwa yang sama.
Ada pun tanda- tanda seseorang bertemu dengan twin flame-nya, yaitu: memiliki koneksi telepati, saat fase perpisahan akan melihat nama pasangan twin flame di mana-mana, pasangan twin flame sering hadir di dalam mimpi, melihat kupu-kupu dan angka kembar. Naya seketika terhenti menyimak video yang sedang ditontonnya itu. Ia tercengang seraya memegang smart phone nya. Bagaimana tidak, semua tanda-tanda yang disebutkan di dalam video tadi beberapa di antaranya sudah pernah ia alami. Mengetahui Yan adalah twin flame atau kembaran jiwanya, Naya hanya bisa terdiam. Ia pun menyadari, bahwa Tuhan telah menjawab doa-doanya selama ini. Namun, ia jadi bertanya-tanya, apa sebenarnya rencana Tuhan untuk mempertemukannya dengan Yan kembali. Dan pertanyaan itu masih belum ia temukan jawabannya.
20 Juni, 2024
Smart phone nya tidak berhenti bergetar sedari tadi. Pukul tujuh pagi, ia masih dalam keadaan belum mandi. Mengenakan piama lucu berwarna biru muda, Naya masih berbaring di atas tempat tidurnya. Ia membuka semua pesan masuk tadi dan melihatnya dengan raut wajah bahagia. Rupanya, sahabat-sahabatnya mengirimkan pesan teks dan video ucapan selamat ulang tahun untuknya. Ya, tepat hari ini, Naya sudah memasuki usia barunya yang ke 27 tahun. Usai membaca dan memutar video kiriman dari sahabatnya tadi, seketika ekspresi Naya berubah menjadi murung. Ia tidak menerima notifikasi apa pun dari seseorang yang paling diharapkannya, yaitu Yan.
Yan hari ini sedang melakukan presentasi di ruang rapat. Ia begitu cakap dan tegas saat memberikan penjelasan kepada anggota rapat lainnya. Ia membahas tentang rencana baru untuk mendapatkan kustomer atau pun investor bagi perusahaan tempatnya bekerja. Rapat ini berjalan baik dan hasil yang diharapkan sesuai ekspetasinya. Ide dan gagasan Yan dapat diterima oleh pihak perusahaan.
Naya mendengar suara mixer berbunyi keras dari arah dapur. Ia pun dibuat penasaran dan pergi ke dapur untuk melihat siapa yang menggunakan mixer tersebut. Ternyata ibunya sedang membuat kue untuknya.
"Ngapain, ma?"
"Ini lagi buat cake. Kan kamu hari ini ulang tahun," jawab bu Irza sambil mengaduk-aduk adonan dan tersenyum melihat Naya.
"Makasih ya, ma," ucap Naya yang kemudian memeluk ibunya.
"Iya...."
"Sini Naya bantuin, ma."
"Boleh, kalau kamu mau."
Naya pun kemudian membantu ibunya membuat kue. Setiap ada anggota keluarga yang berulang tahun, mereka memang akan selalu merayakannya bersama-sama. Seperti makan kue ulang tahun atau makan malam bersama di ruang makan. Tentunya dengan menu hidangan spesial buatan rumah.
Usai rapat bersama tim kantornya, Yan mulai membenahi perlengkapan presentasi tadi. Ia menutup laptop dan mencabut kabel proyektor. Lalu, proyektor itu ia letakkan kembali ke tempat semula ia mengambil. Di dalam lemari ruangan rapat.
***
Yan akan makan siang di luar kantor bersama kedua rekan kerjanya. Seperti biasanya, mereka hanya berjalan kaki menuju tempat makan tersebut. Sepanjang perjalanan mereka melewati: mini swalayan, kedai kopi, toko bunga dan toko kue. Yan berjalan perlahan saat melewati toko kue tersebut. Matanya menatap kue-kue itu dari luar kaca yang tembus pandang. Ia tahu, hari ini adalah ulang tahun Naya.
Naya menganggukkan kepalanya tatkala ia mencicipi kue buatan ibunya tadi. Rasanya terasa enak. Ia kemudian lanjut menghiasi kue itu dengan krim coklat dan berbagai macam toping yang ada.
***