"Hai cantik, malam-malam kok sendirian?"
"Jangan menghalangiku, pergi!" teriaknya mulai ketakutan.
"Hahaha," tawa sekelompok preman itu mendekat.
Wanita yang memiliki paras cantik dan tubuh yang menyerupai model ini kian semakin berjalan mundur. Malam yang semakin larut pun membuatnya menambahkan suasana menjadi sangat mencengkram baginya.
"Pergi, jangan mendekatiku!"
"Haha, tidak ada seorang pun yang akan menyelamatkanmu cantik. Sini biar abang mengajakmu di suatu tempat yang bagus untukmu. Setelah itu baru kau boleh pergi," ujar salah satu preman langsung meraih tangan wanita itu.
"Tolong!" teriaknya meronta-ronta, "Lepaskan Aku brengsek!"
Sekelompok pria itu pun membawanya ke gedung tua. Gedung itu sepertinya sudah puluhan tahun telah kosong sehingga tempatnya sangat terlihat kumuh menyeramkan dan gelap. Kepingan bekas kebakaran berserakan di mana-mana.
Wanita itu berusaha berteriak meminta tolong kepada penduduk sekitar dan ia pun memberontak oleh sekelompok preman itu. Tetapi usaha wanita itu tidak ada hasil apa pun sampai akhirnya ia dibawa ke suatu ruangan yang sangat menyengat bau minuman beralkohol.
Di sisi lain, wanita itu tiba-tiba ditutup matanya dengan kain berwarna hitam. Ia pun merasa sangat tertekan dan begitu merasa takut akan terjadi sesuatu menimpa dirinya. Bahkan keringat pun telah menghujani wajah cantiknya.
"Ambilkan minuman itu," ujar suara paruh baya menyuruh seseorang.