Pagi yang ditunggu - tunggu oleh Rio pun tiba. Hujan nampak sudah mulai berhenti, atau mungkin lebih tepatnya disebut gerimis kecil. Tak terbayangkan betapa dinginnya saat itu, udara pagi yang muncul setelah malamnya terjadi hujan yang deras. Alarm yang selalu dipasang oleh Rio jam 4.30 pun berbunyi, tapi nampaknya Rio masih nyaman dalam tidurnya. Memang waktu - waktu seperti ini sangat nyaman untuk tidur. Alarm butuh mengerjakan tugasnya hingga tiga kali untuk benar - benar membangunkan Rio. Rio pun terbangun, membersihkan wajah, lalu berwudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Selesai sholat subuh, Rio keluar kamar untuk menyeterika baju seragam yang akan dipakai hari ini. Kemudian terdengar teriakan Ibu Rio dari dapur.
"Rio, kamu udah bangun ya? Mau dimasakin air panas ngga buat mandi? Dingin banget lho ini udaranya."
"Gausah Bu, Rio masih bisa tahan kok pake air biasa, biar cepet berangkat sekolah juga.", kata Rio.
Rio langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi. Dan ternyata benar saja, airnya sangat dingin, sampai - sampai membuat Rio menggigil kedinginan. Keluar dari kamar mandi, tampak gigi Rio masih gemeretak. Ibu Rio yang lewat di depan kamar mandi hanya bisa tersenyum saja melihat Rio.
"Hmm, lagi makan es batu ya kamu, kayaknya kamu menikmatinya, sampai bunyi gitu makannya."
"Hehe, iya Bu. Dingin juga ya Bu.", kata Rio
"Yaudah kamu cepet pakai seragam, nanti tambah enak ngunyah es batunya. Daripada kamu ngunyah es batu, mending kamu ngunyah roti bakar yang sudah Ibu siapkan di meja.", kata Ibu Rio
Rio langsung berdandan dan memakai seragam, lalu menuju meja makan. Di sana sudah ada sepiring roti panggang hangat dengan isian keju yang meleleh. Makanan yang sangat enak untuk ukuran sarapan. Tidak cuma itu, segelas susu coklat hangat juga turut mendampingi roti bakar tersebut. Rio langsung melahapnya dengan cepat. Selesai sarapan, Rio pun langsung memakai tasnya dan membawa peralatan - peralatan yang diperlukan. Rio pamit kepada ibunya untuk berangkat sekolah.
"Bu, Rio berangkat sekolah dulu ya, doakan Rio semoga sukses di hari pertama sekolah ini."
"Pasti dong, kamu juga berdoa dulu, baik saat sebelum berangkat ini dan sebelum masuk ke sekolahmu nanti. Hormati dan patuh sama gurumu. Cari teman sebanyak - banyaknya dan ramah sama kakak kelas kamu. Insya Allah, kalau kamu melaksanakan itu semua, sukses akan datang kepadamu.", kata Ibu Rio
Rio mengamini ucapan ibunya. Rio mulai menyalakan mesin motornya lalu berangkat ke sekolah. Perjalanan dari rumah Rio ke sekolahnya tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu 15 - 20 menit, itu kalau tidak macet. Senangnya Rio saat itu, karena sepanjang perjalanan tidak terjebak macet. Saat yang dinantikan itu tiba, akhirnya Rio sampai juga di sekolahnya.
"Ini dia, SMA Nusa Indah, tempat aku akan memulai salah satu tahapan baru dalam hidup, pasti akan banyak hal - hal indah yang siap aku ukir di sini.", ujar Rio dalam hatinya.
Rio langsung memarkir motornya di tempat yang disediakan, lalu menuju pintu gerbang sekolah. Di pintu gerbang tampak terlihat dua orang Pak Guru dan dua anak SMA, yang diduga adalah kakak kelas di SMA Nusa Indah. Rio dengan ramah menyapa Pak Guru tersebut.
"Selamat pagi, Pak.", sapa Rio sambil tersenyum.
"Pagi Nak, Dek tolong dicek apakah kelengkapan sekolah yang diperlukan sudah dipakai semua atau belum.", suruh salah satu Pak Guru kepada kedua anak SMA yang diduga kakak kelas itu.
Bersyukur Rio karena tidak ada kelengkapan yang lupa tidak dipakai. Akhirnya Rio diperbolehkan masuk dengan tenang. Rio menengok ke belakang sejenak, dan melihat ternyata siswa baru yang di belakangnya tidak membawa topi, dan kemudian disuruh jalan jongkok menuju lapangan upacara. Di lapangan upacara terlihat sudah ramai para siswa dan siswi baru, kakak - kakak kelas yang menjadi panitia kegiatan masa orientasi siswa, dan dua orang Bapak dan Ibu Guru. Mereka semua sedang bersiap - siap dan menunggu pelaksanaan upacara bendera. Di tengah - tengah menunggu, ada seseorang siswa baru yang menghampiri Rio.
"Hai, kamu baru datang ya, kenalkan namaku Hafid, namamu siapa?", kata siswa baru tersebut.
"Oh, hai, namaku Rio, senang bisa kenalan sama kamu. Kamu dari SMP mana?", balas Rio.
"Aku dari SMA 3 Bandung, kamu dari mana?", kata Hafid.
"Aku dari Solo, SMA 1 Solo, wah kita sama - sama dari luar Jakarta ya.", kata Rio.
Rio dan Hafid langsung berbasa - basi dan bercerita dengan asyiknya. Tanpa sadar, waktu upacara bendera telah dimulai. Semua siswa, baik kakak kelas maupun siswa/siswi baru mengikuti upacara dengan khidmat. Selesai upacara, siswa/siswi baru diminta untuk tetap tinggal di lapangan oleh kakak - kakak kelas. Mereka diberikan materi mengenai pengenalan kegiatan masa orientasi siswa yang akan berlangsung selama tiga hari tersebut.
"Hai adek - adek semua, perkenalkan nama saya Kak Adil, saya sebagai ketua panitia mewakili panitia masa orientasi siswa (MOS) SMA Nusa Indah, mengucapkan selamat datang di SMA Nusa Indah, Maju, Indah, Lestari, Untuk Indonesiaku!", yel - yel tersebut diucapkan dan diikuti oleh seluruh siswa baru.
Pengarahan materi tersebut berlangsung selama satu jam. Setelah pemberian materi, para siswa baru dipecah menjadi beberapa kelompok, di mana tiap kelompok berisi teman - teman yang akan menjadi teman satu kelas nantinya. Ternyata Hafid dan Rio berada dalam satu kelompok, yang artinya mereka berdua akan sekelas dalam satu tahun ke depan, karena setiap tahun jika naik kelas, teman - teman yang didapatkan dalam satu kelas sebelumnya belum tentu sama karena adanya sistem rolling class.
"Wah kita satu kelas ya, Yeeaaayyyy!!!", seru Rio dengan senang.
"Yoiii, semoga kita bisa main - main lebih sering lagi!", ujar Hafid.
Ya, Rio dan Hafid berada di satu kelas, yaitu kelas X IPS 4. Para siswa baru langsung masuk ke kelas masing - masing. Pemberian materi selesai pas dengan jam istirahat, jadi para siswa baru diberikan kesempatan untuk saling berbaur dan mengakrabkan diri mereka masing - masing.
"Yuk kita ke kantin dulu, sambil jalan - jalan muterin isi sekolah.", ajak Hafid.
"Oke, tapi aku ke toilet dulu ya.", kata Rio mengiyakan ajakan Hafid.
Dalam perjalanan ke kantin, Rio melihat segerombol kakak kelas laki - laki yang sedang nongkrong di kantin memandangi mereka dengan tajam. Rio ketakutan, bingung apakah tetap ingin ke kantin atau tidak. Rio berhenti melangkah untuk berikir sejenak. Hafid jadi bingung melihat tingkah Rio.
"Kamu kenapa? Kok berhenti?", tanya Hafid.
"Itu kakak - kakak kelas yang ada di kantin, kok mereka ngeliatin kita kayak gitu sih? Emang kita salah apa?", kata Rio.
"Hahaha, gausah takut. Yang penting kita senyum aja, gausah macem - macem. Ga bakal diapa-apain. Sekarang udah ga jaman main bully - bullyan gitu.", kata Hafid berusaha menenangkan Rio.
Akhirnya Rio menuruti Hafid untuk tetap menuju kantin. Sampai kantin, Rio dan Hafid berpapasan dengan gerombolan kakak kelas yang mereka bicarakan. Mereka melempar senyum ke kakak - kakak kelas tersebut. Tiba - tiba, salah seorang kakak kelas yang ada dalam gerombolan tersebut memanggil Rio.
"Hei! Lu sini dulu!", ucap salah satu kakak kelas sambil menunjuk ke arah Rio.