"Ini tugasnya masih banyak ya?" Cahaya bertanya sambil terus mengetik tugas-tugas Will di laptopnya. Jari-jarinya mulai terasa keram. matanya juga terasa perih. Sudah dua jam ia mengetik tapi pekerjaannya belum juga selesai. "Tentu saja. Kau tidak lihat itu masih 3 bab lagi?" Will menjawab tanpa menoleh. Ia juga sama sibuknya mengerjakan tugasnya yang harus ditulis tangan.
Mereka berdua sepakat membagi tugas. Cahaya mengerjakan tugas-tugas yang harus diketik. Dan Will mengerjakan tugas yang harus ditulis tangan. Karena dosennya tidak akan mau menerima tugas yang dituliskan orang lain. "Aku capek." Cahaya mulai protes sambil menguap. Rasa kantuk sudah mulai menyerangnya. "Yasudah istirahat saja dulu." Jawab Will acuh, karena dia pun sudah lebih lelah.
"What?? Kau bilang istirahat? Aku mau pulang...!!" Cahaya mendelik kesal. "Sebelum rangkumannya selesai, kau tidak boleh pulang. Atau aku tidak akan mengembalikan ponselmu sama sekali." Will balik mengancam. "Tapi ini sudah larut malam Will. Kau tidak lihat ini sudah jam berapa?" Cahaya menunjuk ke arah jam dinding yang ada di depan mereka. Tepat pukul 10:00. "Apanya yang sudah larut malam? Itu baru jam 10." Will tetap acuh.
"Hei...apa kata orang nanti kalau tau, malam-malam begini ada seorang anak gadis di rumah seorang pria yang tinggal seorang diri sepertimu?" Cahaya semakin gencar mengeluarkan aksi protesnya. Tapi tanpa ia duga aksi protesnya itu justru membuat Will semakin mendekatinya. Laki-laki itu merengkuh kedua bahunya, menatap lekat manik matanya. Aroma musk menguar di indera penciumannya. Membuat Rasa aneh itu muncul lagi. Jantungnya menari tidak karuan.
"Aku tidak pe-du-li. Teruskan pekerjaanmu! atau ini tidak akan selesai sampai besok. Jangan sampai aku meminta hal lainnya." Ucapan Will hanya seperti berbisik. Tampak begitu tenang. Namun sorot matanya tajam, membuat Cahaya diam tak berkutik."Ba-baiklah...!!" Ucap Cahaya dengan nada yang sedikit bergetar. Ia merasa sedikit takut. "Good girl...!!" Will pun menyeringai penuh kemenangan.
Dua jam kemudian Will berhasil menyelesaikan tulisannya. Sejenak ia menatapi buku di hadapannya yang berserakan dengan tulisan sudah tidak serapi awal. "Akhirnya selesai juga!" Gumamnya, sambil merenggangkan tubuhnya. Saat merasa tidak ada tanggapan dari gadis disampingnya, barulah ia menoleh. "Cahaya...kau tidur?" Dipandanginya gadis yang tertidur pulas itu.
#Will PoV
Apa yang harus kulakukan? Dia sudah tertidur pulas. Dibangunkan juga percuma. Gadis tukang protes ini kalau tidur baru bisa diam. Kalau dibiarkan tidur di sofa kasihan juga. Huhh...mungkin sebaiknya kubawa masuk ke kamarku sajalah.
Tapi jangan salah paham. Aku tidak bermaksud berbuat yang macam-macam. Aku hanya ingin dia tidur dengan nyaman. Dia sudah membantuku, jadi tidak ada salahnya kalau aku sedikit peduli padanya. Kucoba mengangkatnya perlahan. Aku akan menggendongnya ke kamarku. Kuharap dia tidak terlalu berat. Karena kamarku berada di lantai atas.
Dia benar-benar sudah tertidur pulas rupanya. Tak sadar sama sekali saat aku menggendongnya. Dan untungnya dia memang tidak begitu berat. Terasa pas untuk kugendong. Saat menggendongnya, aku tidak bisa berhenti memperhatikan wajahnya. Dia tampak seperti anak kecil saat tidur. Entah apa yg ada dipikiranku, aku seperti tidak ingin melepaskannya. Ada yg berbeda dalam dirinya.
Dia sangat suka mengajakku berdebat. Padahal kebanyakan gadis-gadis yg kutemui selama ini, mereka selalu mengatakan hal-hal baik tentangku. Tepatnya selalu memujiku, untuk menarik perhatianku. Tapi hatiku juga tidak tergerak sama sekali, karena aku punya seseorang yang berbeda juga. Saat sampai di kamarku, kuletakkan tubuhnya perlahan di ranjang. Dia menggeliat kecil, kupikir akan bangun. Ternyata tidak. Dia tampak kedinginan. Ya wajar saja AC di kamarku tidak pernah kumatikan. Perlahan-lahan kuselimuti tubuhnya.
@Cahaya Pov
Antara sadar dan tidak aku menggeliat, merenggangkan tubuhku. Rasanya nyaman sekali, dan tampaknya ini sudah pagi. Sudah lama aku tidak pernah merasakan tidur senyaman semalam. Aroma musk menyeruak di indera penciumanku. Aroma musk, bukannya kamarku aroma mawar?