Skenario Hazel

Niaclara
Chapter #1

Prolog

Tangisan seorang perempuan yang cukup populer di sekolah mendadak viral hanya dalam hitungan menit. Foto dirinya menangis telah dibagikan hampir ke seluruh siswa SMA disitu. Semua orang membicarakan alasan perempuan itu menangis, termasuk para guru. Berbagai rumor beredar, ada yang bilang ia dimarahi guru killer, sampai yang paling kejam adalah karena ia dihukum membersihkan toilet. Namun, alasan sebenarnya lebih sederhana dari itu.

"Udah lah, Put," kata Lisa sambil berusaha menenangkan temannya itu. Ia menepuk-nepuk pundak Putri.

"Gak bisa. Gue enggak tahan, Sa! Sakit banget rasanya." Putri terisak-isak. Lisa menuntun temannya itu ke toilet, karena Putri mulai menjadi pusat perhatian semua siswa disitu. Lisa memperhatikan orang-orang disekitarnya yang mulai berbisik-bisik sambil melirik Putri, ditambah lagi banyak siswa yang langsung mengeluarkan ponselnya dan mengarahkan kamera ke arah Putri. Toilet yang kosong membuat Putri meluapkan semuanya.

"Put, semuanya ngambil gambar lo !" kata Lisa sambil melihat banyaknya foto Putri di sosial media dengan tagar 'sang putri menangis'.

"Biarin aja. Mereka nyebar foto gue karena gue cantik tahu !" Putri mencuci wajahnya yang terasa panas.

"Doi tega banget sih. Udah tau gue suka sama dia, eh dia malah deketin cewek lain." Tangisan Putri justru semakin menjadi-jadi karena teringat kejadian yang tidak mengenakan hatinya itu. Entah berapa banyak tisu milik Lisa yang ia habiskan.

"Udahan nangisnya Putri ! Gua udah kehabisan tisu nih," kata Lisa, berusaha memelankan suaranya.

"Ihh.. gue lagi sakit hati nih. Dunia gue seakan hancur, dan lo lebih mementingkan tisu daripada gue ?"

"Dasar lebay," gumam Lisa pelan.

"Lo liat sendiri kan, Sa! Dia traktir tuh cewek, duduk disebelahnya, trus ketawa bahagia gitu. Dia enggak pernah sebahagia itu sama gue." Putri mengipas-ngipas matanya dengan kedua tangannya. Lisa hanya berdiri disampingnya, mencebikkan bibirnya. Ia sudah lelah dengan kisah percintaan temannya sendiri. Putri, ia selalu saja begitu. Tidak mau orang yang dia sukai mendekat atau didekati oleh orang lain, padahal orang itu sama sekali tidak punya hubungan dengan Putri. Hanya sekedar teman.

"Denger ya. Lo nangis juga enggak bakal merubah apapun, Put. Belom telat buat merubah doi lo. Kan gue udah bilang gue punya solusi nya. Mending sekarang lo ikut gue ke kelas yang tadi gue sebut," ujar Lisa sambil menarik tangan Putri.

"Sekarang nih ?" tanya Putri yang matanya masih merah sembap sehabis menangis.

"Enggak! Tahun depan aja waktu doi lo udah pacaran sama gebetannya," kata Lisa cetus.

Lihat selengkapnya