"Kini kita bertemu dan kamu akan menyesal telah melakukan hal itu"
🖤🖤🖤
Daniel dan Aurel sudah berada di depan pintu kelas. Daniel pun mendorong pintunya dan ternyata masih terdapat guru yang sedang mengajar. Daniel tidak menghiraukan guru tersebut. Dia langsung memasuki kelas dan menaruh buku-buku itu di meja terdekat.
"Darimana kamu Daniel?" Ucap Pak Ferdi selaku guru yang mengajar sedaritadi. Daniel menoleh ke arah Pak Ferdi.
"Darimana ya pak hehe." Daniel berkata asal-asalan karena dia sudah ketahuan bahwa dia tidak pergi ke toilet. Seperti kebanyakan murid lainnya, izinnya ke toilet perginya lama banget sekalian tawaaf mungkin.
"Bilangnya mau ke toilet. Masuk-masuk bareng Aurel." Ucap Pak Ferdi sambil menggelengkan kepalanya.
"Mau modus dia pak! Target baru." Ucap salah satu siswa yang bernama Kean. Pernyataan tersebut mengundang gelak tawa bagi siswa kelas XII IPA 2. Namun berbeda dengan para siswi, mereka langsung menatap Aurel dengan tatapan tidak suka.
"Sembarangan lo!" Balas Daniel yang tidak setuju dengan perkataan Kean. Aurel tidak memperdulikan apa yang mereka bicarakan. Dia segera membawa buku-buku tersebut menuju tempat duduknya.
"Makasihnya gak ada?" Tanya Daniel kepada Aurel yang sudah berjalan menuju tempat duduknya. Aurel berhenti sejenak dan menoleh kearah Daniel.
"Oh iya, gue lupa kalau lo bisu." Ucap Daniel dengan nada yang mengejek. Aurel tidak menghiraukannya dia langsung menuju tempat duduknya dan menaruh buku-buku yang dia bawa.
"Daniel kalau nyari target yang bener dong, Masa cewek bisu dijadiin target." Ucap Kean kepada Daniel. Daniel melihat kearah Kean dan memberikannya tatapan tajam.
"Ngapain juga gue jadiin dia target?" Daniel kembali duduk di tempatnya. Sedangkan Aurel, dia berjalan mengambil buku-buku yang dibawa Daniel.
Beberapa saat kemudian, Bel istirahat berbunyi dan membuat seluruh siswa dan siswi kelas XII IPA 2 bersorak. Pak Ferdi pun mengakhiri pembelajarannya dan dia pergi keluar.
Seluruh siswa dan siswi SMA Atlantis berhamburan pergi menuju kantin untuk mengisi perutnya masing-masing. Namun berbeda halnya dengan Aurel, dia tetap berada di bangkunya dan membereskan buku-bukunya.
"Hai." Sapa seorang siswi secara tiba-tiba kepada Aurel. Aurel pun menghentikan aktivitas yang dia lakukan dan menatap siswi tersebut dengan tatapan tajamnya. Aurel menaikan sebelah alisnya.
"Kenalin gua Elvina Gytha Pradipta. Panggil aja gue Gytha." Sapa Gadis itu sambil mengulurkan tangannya. Namun yang disapa hanya melihat sekilas dan kemudian tatapannya beralih ke buku-buku yang sedaritadi dia bereskan.
Gadis yang bernama Gytha itu langsung menarik tangannya saat melihat Aurel membuang muka. Gytha berusaha memaklumi dan berpositif thinking.
"Aurel." Gytha memanggil nama Aurel dan Aurel menatap orang yang memanggilnya itu dengan wajah yang datar. Aurel menaikan sebelah alisnya.
"Lo mau ke kantin gak?" Tanya Gytha sambil memberikan senyumannya. Namun yang ditanya hanya diam tak berkata-kata. Hal itu membuat siswi di sebelah Gytha menjadi kesal dan geram.
"Woi! Kalau ditanya sama orang tuh dijawab. Gak sopan banget sih lo! Gak pernah diajarin sopan santun ya." Geram seorang cewek yang berada di sebelah Gytha. Namun, Aurel tetap diam dan hanya menatap dengan tatapan andalannya.