Mystery Books Factory

Ananda Putri Safitri
Chapter #2

Bab 1

Tiga hari kemudian.

Bryent melangkah menuju mesin cetak satu warna dan menekan salah satu tombol yang ada di sana. Sembari menunggu proses cetak selesai, ia mencoba berbicara dengan salah satu pegawai di sana.

"Mas, kenapa sih kok mesin cetaknya ada banyak? Kan bisa beli beberapa saja biar hemat."

"Beli banyak malah lebih hemat karena mesin cetaknya itu dibuat per-warna. Jadi untuk satu mesin cetak ada yang untuk satu warna, dua warna, tiga warna, dan empat warna," jawab pegawai di sana sambil sibuk membuat plat.

Bryent mengangguk paham. Dia lalu segera mengambil setumpuk kertas karena melihat kertas di mesin cetak hampir habis. Hal ini dilakukannya sepanjang hari.

Pada saat istirahat, dia kembali ke tempat duduknya. Setiap pegawai pasti memiliki satu meja untuk bekerja. Dan letak meja Bryent berada di ujung belakang. Bryent melangkah dengan santai. Tidak lupa juga menyapa Riyo temannya yang telah lebih dulu beristirahat. Letak meja Riyo persis di depan meja Bryent.

Bryent mulai menyalakan komputer yang ada di depannya. Dia mulai membuat desain gambar buku yang akan dicetak sambil terus memandang layar di depannya. Sesekali ia menghela napas.

Ada yang aneh di ruangan belakang Bryent. Hanya di ruangan itu saja terdapat AC. Juga ada perlakuan khusus untuk masuk ke sana. Hawa di sana sedikit berbeda dengan ruangan tempat para karyawan bekerja.

Tiga puluh menit kemudian desain telah selesai dibuat. Dia segera membuat plat dan mencetaknya. Hal itu terus berulang selama enam jam.

Bryent dan Riyo pulang bersama. Mereka berjalan kaki untuk bisa sampai di kos. Sekitar satu kilometer jaraknya.

"Yo, kamu capek enggak?" tanya Bryent menunjukkan raut kelelahan.

"Capeklah," jawab Riyo menatap lurus. Dia melangkahkan kaki dengan berat. Baru sehari mereka di sana, mereka sudah merasa tidak kuat.

Lihat selengkapnya