Hari Rabu adalah jadwal Bryent shift malam. Kali ini ia hanya sendiri. Sebenarnya ia tidak mau berangkat karena malas dan ia tidak suka sendirian. Tapi apa daya, kalau sekali saja ia tidak masuk bukan karena alasan tidak mendesak bisa-bisa ia tidak naik kelas.
"Makan dulu saja deh biar nanti tidak lapar. Mumpung semua masih tidur, jadi bisa ambil abon yang aku simpan. Coba kalau yang lain tahu, pasti habis sehari. Dimakan semua," gumam Bryent sambil menyiapkan makanannya.
Sepuluh menit kemudian, ia telah selesai dan segera mencucinya.
"Dimana ponselku..." ujar Bryent mondar-mandir mencari ponselnya. Melihat ada sesuatu yang muncul dari tumpukan baju, Bryent mendekat. Ternyata ponselnya ada di sana. Lega rasanya.
Bryent mengambil sandalnya lalu memutar kenop pintu dan keluar. Segera ia memakai sandalnya.
"Dingin..." gumam Bryent. Ia kembali masuk untuk mengambil jaketnya dan keluar hingga akhirnya benar-benar pergi.
Bryent berjalan santai sambil sibuk memainkan ponselnya. Nampak remang-remang pencahayaan di jalan yang dilaluinya. Sesekali Bryent berjalan cepat karena jalan di sekitarnya masih banyak pepohonan.
***
Bryent telah tiba di pabrik. Ia membuka pintu dan melangkah masuk. Bryent terdiam. Diedarkannya pandangan ke arah sekeliling. Hawanya benar-benar berbeda jika dibandingkan dengan saat siang hari. Menyeramkan.
"Ahh.... Mungkin karena hanya ada aku dan satu karyawan lainnya makanya jadi terasa berbeda."
Bryent segera melangkah menuju ruangan tempatnya bekerja. Ia menaruh ponsel serta jaketnya. Saat hendak pergi ke ruangan lain, tiba-tiba Bryent merasa ada yang mengawasi. Kehadiran itu terasa begitu nyata hingga membuat bulu kuduk Bryent meremang.