Suatu hari, di SHS Fransisco, tepatnya di kantin ada empat sahabat yang sedang merencanakan untuk menghabiskan waktu liburan mereka di salah satu rumah mereka. Wendy membuka obrolan setelah meminum teh manisnya "Eh guys besokkan kita libur tiga hari nih.. gimana ngabisin waktu di rumah lo lo pada" ujarnya sambil melihat ketiga sahabatnya bergantian.
Dean menjetikkan jarinya lalu menompang dagunya dengan tangannya "Boleh juga ide lo! Mumpung orang tua gue lagi keluar kota, gimana menurut lo double J, setuju gak?" menunjuk ke arah double J. Jenny dan Jack menengok satu sama lain lalu melihat Dean "Kami sih setuju-setuju aja" jawabnya dengan serentak.
"Emang lo lo pada mau ngabisin waktu liburan di rumah siapa?" tanya Jenny menengok ke arah Wendy.
"Ya di rumah lo lah Jen, mau di mana lagi.."
Jenny mendengus kesal setelah mendengar ucapan Jack, ia langsung meletakkan kepalanya malas di mejanya. Dean dan Wendy tertawa kecil.
"Kan di rumah lo ada wifi" Ujar Dean.
"Terus di rumah lo juga banyak snack-nya" Tambah Wendy dengan muka polosnya.
Jenny menggerutu "Kenapa harus di rumah gue lagi, serah lo padalah! Mumpung orang tua gue ke luar kota.. gue pasrah aja dah" ujar Jenny kemudian membaca bukunya yang berada di atas meja.Wendy tersenyum puas lalu menepukkan tangannya "Ok yah.. di rumah Jenny lagi, besok pagi jam sembilan yah!"
Keesokan harinya. Dean, Wendy, dan Jack datang ke rumah Jenny tepat pukul sembilan. Jack Mengetuk pintu diikuti seruan Wendy "Jenny jenny!" . Melihat pintu di hadapannya belum terbuka Dean mulai berkacak pinggang "Kita udah nyampe nih Jen.. buruan buka pintunya"
Terdengar suara dari dalam "Iya ya sebentar" berlari Bergegas membuka pintu pintu. Setelah memutarkan knop pintu, ia melihat ketiga sahabatnya berdiri di hadapannya.
"Dari tadi dong bukain pintunya, capek nih gue berdiri terus" ujar Dean sambil melangkah masuk ke rumah Jenny diikuti Wendy di belakang, Jenny hanya menghembuskan nafas beratnya. Jack menyentuh pundak Jenny.
"Permisi" ucapnya sambil tersenyum lalu melangkah masuk.
Dean langsung duduk di karpet tengah rumah Jenny diikuti oleh Jack. Sementara Wendy pergi ke dapur untuk mengambil beberapa snack di kulkas "Jen gue ambil yah buat makan sama mereka" menunjuk Dean dan Jack menggunakan dagunya. Jenny mengangguk "Okelah, gue mau ke kamar dulu mau ganti baju" lalu berjalan menuju kamarnya.
Wendy langsung menaruh beberapa snack yang diambilnya di tengah karpet.Tanpa basa-basi Wendy membuka bungkus salah satu snack dan melahapnya sendiri, Jack yang melihat tingkah Wendy menggelengkan kepala "Wendy bisa sopan-sopan dikit gak, ini rumah orang!" .Wendy mendongakkan wajahnya ke arah Jack dengan raut kesal "Apaansih lo?! Gue tau ini rumah orang! Bikin mood gue jelek aja lo!" . Jack ingin membuka mulutnya tetapi Dean menahannya"Lo ini kayak gak tau Wendy aja" Ujarnya lalu mengambil remot di hadapannya.
Jack menghembuskan nafas berat "Iya gue tau dia kayak gimana, Tapi setidaknya dia itu sopan-sopan dikit di rumah orang"
"Gak papa kok selow aja Jack" Jawab Jenny yang langsung duduk di samping Dean.
Wendy menatap kesal ke arah Jack "Tuhkan Jenny aja biasa aja, kok lo yang ribet" Jack mengepalkan tangannya erat. Dean yang melihat sahabatnya itu langsung menawarkan salah satu snack kepada Jack, tanpa pikir panjang Jack langsung merampas snack itu lalu melahap isinya. Wendy menatap Jack dengan tatapan sinis begitu juga sebaliknya. Dean langsung berdehem "EHEM...Udah udah ah.. gue mau nonton aja susah tau lah dengerin kalian mulu" .
Menit-menit terakhir film yang mereka tonton. Dean dengan sengaja menyenggol bahu Jenny yang masih terfokus pada film.
"Jen Jen!"
"Apasih?!"
"Jenny.. gue mau ke-"
"APA SIH?!!!!"
Jack dan Wendy terkejut mendengar seruan Jenny "Kenapa Jen.. kok lo teriak gitu?" Tanya Jack . "kenapa lo?" Wendy menambahkan pertanyaan. Jenny menunjuk ke arah Dean dengan bibir manyun "Ini nih Dean ganggu gue nonton aja, kenapa sih lo?" mereka bertiga melihat ke arah Dean yang menggaruk kepalanya. Sambil menyengir Dean menjawab "Gue mau tanya kamar kecil di mana?"
"Di bawah tangga" Jenny menunjuk bawah tangga, Dean segera ke kamar kecil. Jenny, Wendy, dan Jack menghembuskan nafas serentak. Jenny menggelengkan kepalanya. Lalu mereka menatap ke televisi "HAH.. UDAH HABIS!!" seru mereka serentak. Jack langsung memegang keningnya "Ini nih gara-gara Dean, cuma mau ke kamar kecil aja ribet banget" .
Dean pergi ke kamar kecil dan membuka pintu di hadapannya, spontan di tutup kembali.Sesekali ia melihat ke arah kamar kecil tersebut "Buset serem banget.. tapi kebelet nih gue.. ya sudahlah" dengan memberanikan diri ia masuk ke dalam kamar kecil kembali.
Beberapa menit kemudian...
Dean membuka pintu kamar kecil sambil menghembuskan nafas kelegaan "Ahh lega akhirnya.." ujarnya sambil celingak-celinguk, ia melihat pintu yang berbeda dari pintu yang ada di rumah Jenny. Penglihatannya terfokus ke salah satu pintu, ia mendekati pintu tersebut "pintu apaan nih?" .
"Khihihi..." batin seseorang di belakang Dean.
"WOOYY!!!"
"Eh ayam.. ayam" Spontan Dean terjatuh membuatnya wajahnya mencium lantai. "Hahahahahahh.. jelek amat lo" Tawa Wendy sambil memegang perutnya lalu menunjuk ke arah Dean yang masih di posisinya. "Argghh.. apaan sih lo ngagetin gue, gak lucu tau!" Kesal Dean sambil berdiri menghadap ke arah Wendy.
Wendy memegang kepalanya lalu menatap Dean sambil menyengir "Iya deh.. i'm just kidding..btw, lo ngapain di sini?" Tanyanya sambil celingak-celinguk. Dean berbalik menghadap pintu di hadapannya "Liat nih pintu.. aneh banget" Menunjuk pintu di hadapannya, Wendy menengok pintu yang dimaksud Dean. Terlihat matanya berbinar-binar, ia menyingkirkan Dean di hadapannya "WAOW.. look at this ukirannya detail banget" sambil menyentuh ukiran di pintu tersebut. Sementara Dean mengusap pantatnya yang mencium lantai gara-gara ulah Wendy "SANTAI!!" . Wendy menengok ke arah Dean hanya menunjukkan dua jarinya lalu membantu Dean berdiri.
Dean langsung berjalan menuju pintu "Gue penasaran apa yang di dalem?".
Wendy menyentuh pundak kanan Dean dengan tangan kirinya dan tangan kanannya memegang knop pintu "Buka yuk" Ajaknya. Dean menangkup dagunya, belum Dean menjawab Wendy membuka knop pintu tersebut.
Dean melihat pintu di hadapannya telah terbuka ia membuang natas berat "Kenapa gue bodoh sekali.. pastinya dia gak dengerin pendapat gue.." Dean dan Wendy masih menelusuri ruangan misterus itu. Di tempat lain, Jenny dan Jack masih menonton sesekali mereka mencari keberadaan dua sahabatnya.
"kemana sih mereka kok lama banget"
"Gak tau tuh, yo kita cari dulu"
Jack melihat pintu terbuka di dekat kamar kecil, ia menyenggol lengan Jenny sambil menunjuk pintu tersebut. "Jen jen! kok pintu itu terbuka?" Jenny melihat ke arah pemandangan yang di tunjuk Jack "Gak tau gue, gue aja baru tau ada pintu itu di rumah gue" dengan wajah polosnya.
"WHAT?! Lo udah berapa tahun tinggal di sini?"
"Dari gue dilahirin Nyokap gue lah"
"Eh busetdah!"
"Ah sudahlah.. kita liat ke sana!"
Di dalam ruangan. Dean sibuk melihat nama judul-judul buku di rak dan Wendy sedang membolak-balik jam pasir yang diambilnya di atas meja."Hem.. kayaknya buku-buku ini udah lama banget di sini.." Ujar Dean sambil mengambil salah satu buku dan membuka per-lembaran "Sampe ada halaman yang robek" . Wendy menyodorkan jam pasir di tangannya ke arah Dean "Right! Gue aja baru liat jam pasir kayak gini.. liat ukirannya bagus banget" ucapnya sambil mengelus bagian kayu jam pasir tersebut.
"Hey ngapain lo pada di sini?"
Dengan wajah polos Dean menjawab "Gue sama Wendy masuk sini karena penasaran aja.." Sambil menaruh buku yang di pegangnya ke rak "Ya gak Wen?" Lalu mengambil buku selanjutnya. Wendy mengangguk "Yes you right!" .