MYSTERY of the game TIC TAC-TOE

Kokonoka
Chapter #2

Chapter 2

"Lo kenapa jen? Kok ngedumel sendiri?"

Jenny menunjuk ke arah luar pintu sambil memanyunkan bibirnya "Tuh cewek gak sopan banget.."

"Emangnya cewek tadi ngomong apa?" Tanya Jack sambil melirik ke arah Jenny begitu juga dengan Dean dan Wendy. Jenny melihat ke tatapan mata ketiga sahabatnya, ia langsung menghembuskan nafas berat, dengan tangan kanan-nya diturunkan dari arah yang ditunjukkannya.

"Iya deh.. to the point aja lah, cewek itu marah karena kue yang diberikan untuknya itu rasanya asin.. jadi dia pengen ketemu langsung sama kokinya, saat dia udah ketemu sama kokinya dan kokinya itu udah tawarin buat yang baru.. tapi malah nolak gitu"

"Oh gitu.. menurutku kue yang rasanya asin itu gak buruk kok.." sambil menyantaikan posisi duduknya. Tatapan Jack kini berganti ke Wendy dengan menatap kebingungan ke arah Wendy "Lo tahu dari mana kalo kue yang rasanya asin itu gak buruk?".

"Karena.."

"Mamaku kalo bikin kue kadang gak sengaja masukin garam ke dalamnya, jadi gue sering ngerasain"

Wendy menangkup dagunya dengan tangan kanannya, sambil melirik ke arah Jack.

"Oh gitu"

"Iya Jack" Jawab Wendy sambil menunjukkan senyum manisnya ke arah Jack.

Di sisi lain. Seorang Penyihir dengan bola plasma di depannya. Ia langsung memantrai air di dalam sebuah gelas dan menumpahkannya di atas meja. Terlihat pemandangan koki yang sedang menangis. Penyihir tersebut tersenyum lalu memantrai topi koki tersebut.

"Soetkoekmaker.. kom op, 'n groot kunstenaar wat vandag teleurgesteld is, voel ek. Ek ken selfs die wond in jou huilende hart vir wraak..Diegene wat jou koek proe,sal 'n slaaf word. Jy sal wraak kan neem op die meisie wat jou skaam.."(Pembuat kue manis..datanglah, seorang seniman besar yang telah kecewa hari ini saya merasakannya. Aku bahkan tau luka di hatimu yang menangis untuk balas dendam.. Mereka yang mencicipi kue Anda akan menjadi budak.. Anda akan bisa membalas dendam pada gadis yang mempermalukan Anda..)

"En ek sal die beste wees!"(Dan aku akan menjadi yang terbaik!) Ucap koki berdiri sambil mengepalkan tangannya.

Tiba-tiba badan koki itu di selimuti oleh kabut hitam, ia pun berubah. Koki itu langsung memberikan kue buatannya kepada pelanggan yang berada di dalam toko. Jenny, Wendy, Dean dan Jack terkejut saat koki itu memberinya kue opera.

"Jammer, maar ons het nie hierdie koek bestel nie.."( Maaf, tapi kami tidak memesan kue ini..) ujar Jenny sopan, sambil menghadap ke arah koki.

Koki itu tersenyum miring mendengar perkataan Jenny "hierdie koek is gratis .. asseblief by ete .."( Kue ini gratis.. silahkan di makan..) .Jenny yang mendengar penuturan koki itu hanya tersenyum "dankie vir die koek" (Terima kasih atas kuenya). "Ja, dieselfde, eet asseblief die koek" (Iya sama-sama silahkan di makan kuenya) koki itu melangkah meninggalkan meja mereka.

Jenny hanya mengangguk. Lalu ia melihat penampilan kue tersebut. Entah mengapa Jenny merasakan aura yang tidak enak, apalagi Jenny melihat gaya koki yang memberikannya berbeda dengan koki yang di temuinya di toko tersebut.

"Kenapa koki itu kasih kue ini ke kita?" Tanya Wendy sambil menggoyangkan lengan Jenny di sampingnya, Dean dan Jack langsung ikut mendengarkan.

Jenny melihat kue opera di hadapannya "katanya kue ini gratis-" tetapi ,belum selesai menjawab, Wendy langsung bertepuk tangan menandakan ia mengerti. Membuat perhatian Jenny, Jack, dan Dean ke arah Wendy.

"Berarti kita boleh makan kue ini kan?"

Mendengar penuturan Wendy membuat Jack dan Dean berhadapan semenit lalu mengarahkan pandangan mereka ke arah Jenny.

"Heh lo jangan motong omongan gue dong!"

"Eh.. iya ya maaf"

Jenny sambil menunjuk kue opera di hadapannya "Gue mau kalian jangan makan kue itu.." . Jack memiringkan kepalanya "Kenapa Jen? Kok gak boleh dimakan?" Tanya Jack kepada Jenny, Wendy yang mau menyuap kue itu ke dalam mulutnya langsung berhenti.

"Gue punya firasat buruk sama kue ini.."

"Iya sih.. bener juga lo, lebih baik kita gak makan kuenya" Dean menyetujui perasaan Jenny, mengangguk sambil menyilangkan tangan.

Tiba-tiba terdengar suara pelanggan yang habis makan kue itu merintih kesakitan di perut. Tiba-tiba semua pelanggan yang merintih kesakitan di perut langsung berdiri layaknya sebuah robot yang baru di hidupkan. Dean dan Jenny yang melihat kejadian itu terkejut dan melihat saksama. Jenny menginjak kaki Dean. Dean menahan rasa sakit di kakinya, sambil menunjuk kakinya ke arah Jenny.

"Lo-lo nginjak kaki gue jen.." Dean Berbisik kepada Jenny sambil menahan rasa sakit di kakinya.

Jenny hanya tersenyum manis kepada Dean. Dean jijik melihat senyuman tersebut, Jenny langsung meng-kode Dean untuk berbisik. Mau gak mau, Dean menahan rasa sakitnya lalu mendekatkan telinganya ke arah Jenny.

"Lo tau kan maksud gue.."

"Iya ya gue tau maksud lo.."

"Kayaknya karna kue itu deh" Jenny menangkup dagunya.

"Yes you right.. tapi bisa lo angkat kaki lo, perih nih.." Setuju Dean lalu menunjukkan ke arah kakinya yang msih dalam posisi yang sama.

"Maaf.."

Koki yang memberikan kue kepada mereka langsung keluar dan tertawa keras. Jenny langsung spontan menarik tangan Wendy, Dean langsung mengajak Jack untuk keluar dari toko tersebut.

"Kok kita keluar sih.. belum dimakan loh kuenya.." Tanya Wendy. "Lo berdua makan atau cicip kue itu?" Tanya Jenny memastikan sambil menunjuk Jack dan Wendy bergantian. "Gue gak makan kue itu.. gue gak suka kue opera" ucap Jack, "Yah enggaklah.. apalagi cicip! Lo bilang tadi kan gak boleh di makan.." Lanjut Wendy.

"Baguslah.."

Kemudian Mereka mengintip keadaan di dalam toko tersebut. Terlihat Koki itu langsung berjalan sambil menyilangkan kedua tangannya. "NOUIS JY MY SLAAF!" (SEKARANG KALIAN ADALAH BUDAK SAYA!) Seru koki tersebut Setelah itu ia tertawa.

Pelanggan pertama menunduk di hadapan koki tersebut "U bestellings sal uitgevoer word" (Perintah anda akan kami laksanakan) . Dengan menyengir Koki itu memerintah "JY BEHEER JOU VIR DIE ROSEMARY CAPTURE NOU !!" (KU PERINTAHKAN KALIAN UNTUK TANGKAP ROSEMARY SEKARANG!!) Sambil menunjuk ke arah luar toko.

Jenny langsung berlari ke samping toko Dean, Jack dan Wendy mengikuti langkah Jenny. pelanggan-pelanggan itu berlari untuk menangkap perempuan yang habis marah-marah di toko. Perempuan itu meronta-ronta meminta tolong tetapi nihil, tidak ada yang mau membantunya karena ketakutan. Sementara laki-laki berbadan besar yang menjaganya menjadi budak koki tersebut.

"ASSEBLIEF! ASSEBLIEF! JY WIL MY WAAR SIEN?!!" (TOLONG!TOLONG! KALIAN MAU SERET AKU KE MANA?!!) Seru Rosemary Sambil memukul lengan pelanggan-pelanggan yang menangkapnya.

Pelanggan-pelanggan itu membawa Rosemary kepada koki. Koki itu hanya bisa tersenyum lebar sambil menyilangkan kedua tangannya. Rosemary yang melihat koki itu langsung menunjuknya.

"Jy weer?! hey sjef, hoekom het jy my vang?!!" (Kamu lagi?! hei koki, kenapa kamu nangkap aku hah?!!)Kesal Rosemary yang masih mencoba melepaskan diri.Koki itu menunjuk wajah Rosemary "Moenie vir my 'n sjef noem nie, bel mySoetkoekmaker!" (Jangan panggil aku koki, panggil aku pembuat kue manis!) perintahnya kepada Rosemary.

Jenny langsung mengambil sebuah tongkat dan semacam yoyo di salah satu toko. Jenny langsung menyuruh Wendy untuk membuat sesuatu bersama Jack. Jenny berlari dan memberikan tongkat itu kepada Dean.

"Nah kita serang mereka sekarang!" Perintah Jenny yang melempar tongkat itu kepada Dean, dengan sigap di tangkap Dean. "Tapi di mana Wendy sama Jack?" Tanya Dean yang memutarkan tongkatnya, "mereka memiliki misi berbeda dengan kita.. yuk!" Ucap Jenny berlari. "Oke" Dean mengikuti langkah berlari Jenny dari belakang.

Rosemary diikat menggunakan tali di tiang lampu taman. Koki itu melihat Jenny dan Dean berlari ke arahnya langsung menyuruh salah satu pelanggan untuk menghadang Jenny dan Dean.

"JY VERHINDER DIE KIND!" (Kamu halangi anak-anak itu!) Perintah koki tersebut kepada salah satu pelanggan di hadapannya sambil menunjuk Jenny dan Dean yang berlari. "Ek doen" (Saya laksanakan) Ucap pelanggan itu langsung berlari menemui Jenny dan Dean.

Jenny dan Dean diberhentikan oleh salah satu pelanggan yang menjadi budak dari koki tersebut, ia membawa sapu.

"JY STOP!" (Kalian berhenti!) Seru pelanggan itu menghentikan langkah kakinya di depan Jenny dan Dean.

"Jy! Laat die vrou vry?!" (Kamu! lepaskan perempuan itu?!)Ucap Jenny kepada pelanggan tersebut. "Nie jou besigheid nie!" Tanpa basa-basi Pelanggan itu langsung berlari ke arah mereka."Ayo!" Seru Jenny diikuti langkah lari mereka.

Dean langsung melompat dan menyerang pelanggan tersebut. Pelanggan itu spontan menahan serangan Dean dengan sapunya. Jenny masih berlari dan memutar yoyo di tangannya lalu di arahkan di kaki pelanggan. Yoyo itu melilit kaki pelanggan tersebut, Jenny langsung menarik tali yoyo itu dan diarahkan ke dalam sebuah gudang. Pelanggan itu terlempar ke dalam gudang itu Dean menutup pintu gudang tersebut dan menguncinya. Jenny berjalan ke arah Dean, mereka tos.

"Bagus.. ayo!"

"Siap!"

Koki tersebut melihat Jenny dan Dean berlari lagi langsung menyuruh pelanggan perempuan di hadapannya. "Ons is so swak! Jy gou haastig!" (Lemah sekali dia! kau cepat halangi!) Pelanggan lainnya langsung berlari ke arah Jenny dan Dean.

Dean yang melihat salah satu pelanggan berlari ke arah dia dan Jenny begitu juga

Jenny.

"Kita kedatangan tamu lagi nih.." Ujar Dean sambil menyeringai.

Lihat selengkapnya