Jenny melangkah pergi untuk Pria tua itu. Jenny mengambil kunci kamar Dean dari Dean berada di samping "Dit is die sleutel van sy kamer meneer" (Ini kunci kamarnya pak) , Pria tua itu hanya mengangguk.
Jenny langsung mengajak Dean yang berada di sampingnya untuk menemui kedua sahabatnya di luar hotel.
"Nah ayo!" Ajak Jenny menyentuh pundak Wendy.
"Kita mau ke mana Jen?" Tanya Jack menoleh ke arah Jenny.
Jenny membaca peta "Kita ke kerajaan melati aja yah.."
"Oke yuk!"
Jenny langsung berjalan sambil membaca peta di tangannya diikuti teman-temannya yang berada di sampingnya. Di perjalanan, mereka melihat pohon apel yang tidak jauh dari mereka.Wendy merasa perutnya keroncongan setelah melihat buah apel tersebut "Heh guys!" . Jenny langsung berhenti membaca peta diikuti Jack dan Dean yang melihat ke arah Wendy yang berada di belakangnya.
"Lo kenapa Wen? Mules perut lo.." Tanya Jenny.
"Atau lo mau kita istirahat dulu?" Tambah Dean.
"Gak guys..coba tebak lagi deh.." Ujar Wendy sambil tersenyum.
Melihat senyuman Wendy membuat Jack melihat masa depan. Terlihat Wendy sedang memanjat pohon apel yang tidak jauh dari posisi mereka sekarang, lalu ia melihat ke arah Wendy dengan malas "Atau lo mau makan buah apel itu?" sambil memutar bola matanya malas.
Mendengar tawaran Jack,Wendy mendekati Jack sambil menyenggol "Tau aja lo Jack" . Jack menghembuskan nafas berat "Ya taulah.. gue kan bisa liat kejadian di masa depan Wendy.." Jawabnya sambil tersenyum. "Dan gue liat lo lagi naik pohon apel itu" .
"Oh gitu, gue bolehkan guys naik pohon itu?" Pinta Wendy sambil menunjuk pohon apel.
"Iya boleh aja" Setuju Jenny dan Dean.
"Asal lo jangan jatuh!" ujar Jack mengingatkan.
Mendengar peringatan Jack, Wendy langsung menyenggol Jack lagi "Ihh.. tumben banget hari ini lo perhatian banget sama gue Jack?" . "Iya karna.. takutnya kalo lo jatuh minta gendong sama gue, lo kan berat Wendy" Jawab Jack jujur membuat Wendy mengerucutkan bibirnya.Wendy memasang ekspresi kesal "Huh! Terserah gue mau manjat dulu" Serunya berlari ke pohon apel tersebut.
Saat Wendy menaiki pohon apel tersebut. Jenny, Dean, dan Jack berjalan mendekati pohon apel tersebut.
"Heh Wen! Ambilin gue juga yah apelnya!"
"Gue juga satu!"
"I want too!"
Wendy mengambil satu buah apel "Iya ya! Nah ambil Jen!" menjatuhkan apel yang ia ambil. Dan Jenny menangkap buah apel tersebut "Makasih Wen" .
Lalu Wendy menjatuhkan tiga apel kepada sahabatnya yang berada di bawah.
Jack mengambil satu buah apel dan Dean mengambil dua buah apel.
"Heh apel ini dua-duanya utntuk gue?" Tanya Dean memastikan."Yelah untuk gue lah!" Tolak Wendy sambil menuruni pohon. "Oh.." ujar Dean lalu menggosok apelnya di pakaian lalu di lahap.
Tiba-tiba ada seorang ibu dan anak yang melewati mereka. Anak tersebut melihat Jenny, Dean, dan Jack sedang memakan buah apel, anak itu menangis.
"HUUUEEE!!!"
"Hoekom seun?" (Kenapa nak?)
Anak menunjuk itu ke arah Jenny yang lagi melahap apel di tangannya.
"Jy kan dit nie eet nie" (Gak boleh.. kamu belum bisa makan itu) ucap ibu sambil menggerakkan telunjuknya ke kanan ke kiri kepada anaknya.
"HHUUEE!!"
Di sisi lain. Penyihir sedang memberi makanan kepada burung gagaknya. Karena ia merasakan aura gelap, Ia langsung menumpahkan air di sampingnya terlihat anak sedang menangis di genangan air tersebut. Penyihir itu tersenyum, ia menyihir gelang anak itu.
"'N Sterk baba, ek sal jou gee wat jy wil.." (Bayi yang kuat, aku akan memberikan apapun yang kamu mau..)
"Appels" (Apel)
"Ja, ek sal jou 'n appel gee .. en jy sal soveel eet as jy jou ma na my toe bring. Ek gee jou die krag om dit na my toe te bring" (Iya ya aku akan memberikan kamu apel.. dan kamu akan memakan sepuasnya jika kamu membawakan ibumu kepadaku.. kuberi kamu memiliki kekuatan untuk membawakannya kepadaku) Jawab Penyihir menunduk sambil memijit pelipisnya.
"Ek wil 'n appel hê!" (Aku ingin apel!!)
Tiba-tiba tubuh anak itu terselimuti kabut hitam. Ibunya yang sedang mengelus kepala anaknya, anaknya memegang erat tangan ibunya tersebut. Ibunya merintih, saat ia melihat anaknya ia terkejut. Ibu menurunkan anaknya dari gendongannya .lalu ia menutup mulutnya "Wat het met jou seun gebeur?" (Apa yang terjadi denganmu nak?)
"Ek wil 'n appel hê!" (Aku ingin apel!!) Anaknya berlari ke arah pohon apel tersebut.
Jenny yang sedang makan di bawah pohon apel sambil melihat ke arah Ibu dan Anak itu. Ia bingung, kenapa anak itu berlari mendekatinya dengan sangat cepat. Jenny memukul pelan pundak Dean "Lo liat itu anak.." ia menunjuk anak yang sedang berlari ke arah mereka.
"WAOW!! cepat banget dia lari! Kalah kalah gue" Kagum Dean melihat ke arah anak tersebut. Mendengar penuturan Dean membuat Jenny menatap Dean dengan muka datarnya "Menurut lo waras kagak anak sekecil itu lari bisa secepat itu" .
"Enggak.."
Jenny menarik perhatian Wendy dan Jack "Kita harus pergi dari sini.."
"Why?"
Jenny menunjuk ke arah anak yang sedikit lagi mencapai mereka. Jack yang melihat anak tersebut langsung terkejut dan berlari sambil menggenggam tangan Wendy. Sementara Jenny memegang yoyo dan Dean memegang tongkat.
"Are you ready?" Tanya Jenny sambil menengok ke arah Dean.
"I will ready if you were ready too" Jawab Dean sambil menyengir ke arah Jenny.
"O.K"
Dean langsung memukul anak itu dan anak itu terlempar sangat jauh. Jenny mendekati ibu dari anak itu "Moeder se kind is oke as die man getref word omdat hy nou so sterk is, sodat die moeder se seun oorleef het, laat ons dit oorkom"(Anak ibu tidak apa-apa jika laki-laki itu pukul karna ia sekarang menjadi sangat kuat, supaya anak ibu selamat biar kami yang atasi ini) Ujar Jenny sambil menenangkan ibu tersebut. Ibu tersebut menangis "Doen dit. Ek is bereid om hom te laat terugkom" (Lakukanlah.. saya rela agar dia bisa kembali kepada saya)
Wendy langsung menghampiri ibu tersebut dan membawa ke tempat yang lebih aman. Jenny membisikkan kepada Jack yang berada di samping Wendy "Tolong jaga ibunya sampai gue sama Dean bisa mengalahkan anak itu" Pinta Jenny berbisik. "Oke" Jawab Jack lalu berlari menghampiri Wendy setelah mengacungkan jempol kepada Jenny.
Jenny langsung menghampiri Dean yang sedang bersantai sambil memakan buah apelnya. Jenny menggelengkan kepalanya "Heh lo kok malah makan sih? Mana anak itu?" ujarnya melihat pemandangan di depan.Dean menaikkan kedua pundaknya "Yaahh.. mana gue tau, makanya gue nunggu" Ucapnya lalu mengigit buah apelnya lagi.
Jenny hanya terkekeh mendengar jawaban Dean "Terserah lo deh.. gue ikutan" Duduk di samping Dean sambil memakan buah apelnya.
Beberapa menit kemudian,
Terlihat anak kecil yang di lempar Dean kembali. Mereka langsung memberhentikan acara makan apel mereka, dan memulai ancang-ancang. "Yaelah muncul lagi itu anak.. belum juga habis apel gue" Gerutu Dean sambil memegang tongkatnya.
"Heh lo itu mau berapa apel lagi yang mau lo makan hah? Heran gue siapa sih yang laper?" ujar Jenny sambil menunjuk tumpukan apel yang habis daging buahnya.
Dean tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Hahaha.. gue mau ngelempar dia yah.. satu kali aja gue mau makan apel gue.. gue gak lempar jauh-jauh juga kok" tawar Dean sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah Jenny. Jenny mendengus kesal sambil melihat wajah Dean "Ya gitu aja terus sampe ayam jantan bertelur!" .
"Hehehe.. iya yah gue bercanda kok"
Dean berlari mengejar anak itu dan menggendongnya, terlihat anak itu memberontak tetapi berusaha di tahan oleh Dean "Kamu mau itu dek?" Tanya Dean sambil menunjuk ke pohon apel. Mendengar pertanyaan Dean, anak tersebut mengangguk.
"Mau kakak ambilin gak?" Mendapat anggukan dari anak tersebut.
Dean membawa anak tersebut ke pohon apel itu. Jenny langsung berlari menghampiri Dean. "Lo mau ngapain?"
"Mau ngambilin apel buat anak ini.."
"Lah dia gak dibolehkan makan apel sama ibunya.."
Dean mendekatkan wajahnya ke telinga Jenny "Maksud gue, gue panjat pohon untuk ambil apel sedangkan lo gendong anak ini.. gue akan lama di atas agar lo tau yang mana di sihir.." ujarnya berbisik. Akhirnya Jenny mengacungkan jempol kepada Dean bertanda ia setuju.
Sesampai di bawah pohon apel. Dean langsung menyuruh Jenny untuk menggendong anak tersebut. Dean memanjat pohon tersebut sementara, Jenny melihat penampilan anak itu lalu berpikir. Dean mengambil apel "Gue dapet!!" .Terlihat anak tersebut tertawa bahagia. Dean turun. Saat ia ingin memberikan apel itu kepada anak itu, ia mengode Jenny. Jenny membalas kodean Dean.
"Nih dek apelnya.."
Saat Dean memberikan apel tersebut kepada anak itu. Jenny melepas perlahan-lahan gelang dari tangan anak itu. Sementara anak itu tidak sadar dan tertawa bahagia mendapatkan apel. Jenny memberikan anak itu kepada Dean.
"Mission complete!" Ujar Jenny sambil mematahkan gelang tersebut dan keluar kabut hitam.
Dan gelang yang dipatahkan Jenny berubah menjadi semula. Lalu ia pakaikan kembali ke tangan anak itu yang masih sibuk dengan buah apel miliknya.
"Kau bagus juga menjadi calon ayah.."