Mystic Reveries: Chronicles of the Soul's Journey

Liepiescesha
Chapter #13

Dark Guardians

Di masa depan yang jauh, planet Xylon telah menjadi rumah bagi keajaiban teknologi yang melampaui imajinasi manusia. Kota-kota megah berdiri di atas lautan udara, dan kehidupan berjalan dalam gemerlap kemewahan yang serba otomatis. Namun, di sudut yang terlupakan dari dunia ini, tersembunyi sebuah tempat yang dipenuhi bayang-bayang, jauh dari sorotan lampu neon dan gemuruh mesin. Tempat itu dikenal sebagai Rumah Kegelapan.

Rumah Kegelapan adalah sebuah hutan purba yang begitu lebat hingga cahaya hampir tak mampu menembus kanopinya. Di dalamnya, sepuluh makhluk siluman tinggal dalam kesunyian. Mereka bukan hanya penjaga hutan, tetapi juga perwujudan dari kegelapan yang ditakuti oleh dunia luar. Makhluk-makhluk ini memiliki bentuk yang menakutkan, tetapi di balik wujud mereka tersembunyi jiwa-jiwa yang rapuh, dihantui oleh rasa terasing dan keraguan akan nilai keberadaan mereka.

Pitonara, ular piton raksasa dengan kulit sekeras baja, menggeliat di antara dahan-dahan pohon. Scorix, kalajengking berukuran manusia dengan sengatan mematikan, mengintai dari bayangan. Taranoctus, tarantula berbulu tebal, diam dalam kesendirian sambil menganyam jaring indah di antara pepohonan. Komodora, kadal komodo yang tangguh, berpatroli dengan rahangnya yang kuat. Toxipee, kepik kecil berwarna merah menyala, memancarkan aura racun mematikan. Tyranohae, hiu putih raksasa yang melayang di sungai udara, berenang dengan tenang di antara pepohonan tinggi. Crocodona, buaya berkulit baja, bersembunyi di rawa gelap. Ayeira, aye-aye kecil dengan mata besar yang memantulkan cahaya seperti lentera, bergerak tanpa suara. Vampyra, kelelawar vampir dengan sayap selebar langit malam, melayang tanpa suara. Dan Sphinxul, ulat bulu kecil dengan penampilan rapuh tetapi penuh kebijaksanaan.

Hutan itu adalah dunia mereka, sekaligus penjara yang memisahkan mereka dari peradaban. Dunia luar menganggap mereka sebagai mitos menakutkan, cerita untuk menakut-nakuti anak-anak. Tidak ada yang tahu bahwa mereka hidup dengan misi berat, yaitu menjaga keseimbangan hutan dan melindunginya dari ancaman dunia modern.

Di sisi lain, seorang gadis bernama Astra Elyse hidup di pusat kota canggih Xylon. Dunia mengenalnya sebagai simbol kesempurnaan. Rambut keemasannya bersinar seperti matahari pagi, dan matanya yang biru bak permata membuat siapa pun yang melihatnya terpana. Namun, di balik kecantikan luar biasa itu, Astra menyembunyikan kerapuhan yang tak terlihat oleh siapa pun. Kecemasan sosial yang membelitnya tumbuh seperti akar pohon yang menghancurkan fondasi, perlahan tetapi pasti.

"Aku harus pergi," gumam Astra suatu malam, ketika tekanan untuk menjadi sempurna hampir menghancurkannya. "Aku harus menemukan sesuatu... sesuatu yang nyata."

Mengikuti bisikan hatinya, Astra menyewa sebuah pesawat kecil dan terbang menuju Rumah Kegelapan, tempat yang hanya dia kenal melalui cerita-cerita kuno. Begitu pesawatnya mendarat di pinggiran hutan, udara dingin dan aroma tanah basah menyambutnya. Langkah pertama yang dia ambil ke dalam hutan terasa seperti menembus tirai antara dua dunia.

Bayangan gelap bergoyang di antara pepohonan, dan suara gemerisik daun mengisi udara. Dari kegelapan, muncul Pitonara. Tubuhnya melingkar di cabang-cabang besar, matanya menyala seperti bara api.

"Manusia," suara beratnya menggema, membuat tulang belakang Astra bergetar. "Apa yang kau cari di sini?"

Astra terhenti, tubuhnya gemetar, tetapi dia tidak mundur. Dengan suara yang hampir berbisik, dia menjawab, "Aku mencari keberanian. Aku merasa hilang dalam hidupku."

Lihat selengkapnya