"Arya, kamu sudah dengar berita terbaru?" tanya Siska sambil bergegas memasuki ruang kerja tim aerodinamika. Di tangannya, ia membawa beberapa lembar cetak berita dari berbagai sumber internasional. Wajahnya tampak serius, membuat Arya segera berhenti dari pekerjaannya dan menatap rekan seniornya itu.
"Berita apa, Kak?" tanya Arya sambil menerima kertas-kertas itu.
Siska menunjuk salah satu artikel yang memuat gambar pesawat baru buatan perusahaan Amerika. "Itu. Mereka baru saja meluncurkan pesawat turboprop terbaru mereka, yang akan menjadi pesaing langsung N250."
Arya membelalakkan mata. Ia membaca cepat artikel itu. Pesawat yang dimaksud adalah buatan salah satu produsen besar Amerika, yang selama ini memang sudah mendominasi pasar pesawat regional. Dengan teknologi terbaru dan jaringan distribusi global, pesawat tersebut jelas menjadi ancaman serius bagi N250 yang belum sepenuhnya siap terbang.
"Kita belum selesai dengan uji coba, dan mereka sudah siap meluncurkan produk mereka?" gumam Arya, setengah tak percaya. "Ini bisa jadi masalah besar."
Siska mengangguk, menegaskan kekhawatiran Arya. "Inilah yang kita hadapi, Arya. Industri penerbangan global ini sangat kompetitif. Mereka sudah mapan, punya sumber daya besar, dan lebih berpengalaman. Kita sedang menghadapi raksasa."
Arya terdiam, merenungkan kata-kata Siska. Selama ini, ia tahu bahwa proyek N250 bukan sekadar soal teknologi atau kebanggaan nasional. Proyek ini juga soal bersaing di pasar global, di mana pemain besar seperti Amerika dan Eropa sudah memegang kendali. Namun, menghadapi kenyataan bahwa mereka benar-benar akan bertarung melawan perusahaan-perusahaan besar itu, rasa cemas mulai menyusup ke dalam hatinya.
Seiring berjalannya waktu, tantangan dari industri penerbangan global semakin nyata. N250 tidak hanya berkompetisi dengan produk yang sudah lebih dulu hadir di pasar, tetapi juga dengan pesawat-pesawat baru yang diluncurkan oleh perusahaan besar seperti Boeing dan ATR. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki jaringan distribusi internasional, sumber daya manusia berpengalaman, serta teknologi canggih yang telah terbukti handal.
Di dalam kantor IPTN, Arya dan timnya mulai merasakan dampak dari persaingan ini. Setiap kali mereka mendengar peluncuran pesawat baru, tekanan di dalam negeri semakin meningkat. Pemerintah Indonesia tidak hanya menaruh harapan besar pada N250 sebagai kebanggaan nasional, tetapi juga berharap pesawat ini bisa bersaing di pasar internasional dan membawa devisa bagi negara. Namun, dengan banyaknya pesaing kuat, tantangan itu semakin terasa berat.
Pak Hadi, sebagai kepala proyek, seringkali mengadakan rapat untuk membahas bagaimana N250 bisa tetap kompetitif di tengah gempuran persaingan global. Dalam satu pertemuan penting, ia memulai dengan suara yang lebih tegas dari biasanya.