N250: LANGIT TANPA BATAS

Rizki Ramadhana
Chapter #13

Ujian di Udara

“Hari ini adalah hari besar, Arya,” kata Pak Hadi dengan nada tegas, menatap hanggar yang dipenuhi aktivitas persiapan untuk uji coba penerbangan pertama N250. Di luar hanggar, di bawah sinar matahari pagi yang cerah, pesawat N250 berdiri megah di landasan pacu, siap untuk melakukan penerbangan pertamanya. Suasana penuh harapan dan ketegangan, seolah seluruh negeri menahan napas menunggu momen yang menentukan ini.


Arya mengangguk pelan. “Iya, Pak. Ini bukan hanya tentang tim kita atau IPTN. Seluruh bangsa menunggu hasil dari penerbangan ini.” Suaranya terdengar tenang, meskipun jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Ia tahu bahwa uji coba ini bukan hanya tentang keberhasilan teknis. Ini adalah simbol kebanggaan nasional—sebuah perwujudan dari impian Indonesia untuk membangun pesawatnya sendiri.


“Semua sudah siap?” tanya Pak Hadi, pandangannya berpindah ke tim teknis yang sedang sibuk melakukan pemeriksaan terakhir.


Siska yang berdiri di samping Arya segera menjawab. “Sudah, Pak. Sistem fly-by-wire stabil, mesin bekerja dengan baik, dan komunikasi dengan pilot juga lancar. Kami siap untuk memulai uji coba.”


Pak Hadi mengangguk, wajahnya tegang tapi penuh keyakinan. “Baik. Mari kita mulai.”




Di sisi landasan, sebuah ruangan kontrol khusus telah disiapkan untuk memantau setiap detik penerbangan. Arya dan tim teknis berdiri di belakang meja yang dipenuhi monitor yang menampilkan data langsung dari pesawat. Mereka memeriksa setiap komponen, memastikan tidak ada yang terlewat.


"Semua sensor sudah aktif?" tanya Arya pada salah satu teknisi yang sibuk di depan monitor.


"Semua siap, Pak Arya. Data real-time sudah masuk," jawab teknisi itu dengan cepat, sambil memeriksa kembali pengaturan terakhir.


Arya mengangguk, matanya tidak lepas dari layar yang menampilkan data sistem kendali pesawat. Prototipe N250 kini sudah siap untuk terbang, tapi masih ada sedikit kekhawatiran di hatinya. Mereka telah melakukan banyak uji coba di darat, namun ini adalah pertama kalinya pesawat ini akan mengudara secara nyata.


Siska berdiri di sebelahnya, menatap monitor dengan penuh konsentrasi. “Ini saat yang kita tunggu-tunggu,” katanya pelan, seolah berbicara kepada dirinya sendiri.


Arya menoleh ke arah Siska. “Iya, Kak. Tapi kita tidak boleh lengah. Meskipun ini penerbangan pertama, masih banyak yang bisa terjadi di udara.”


Siska tersenyum tipis. “Kita sudah bekerja keras untuk ini. Apa pun yang terjadi, ini adalah pencapaian besar.”


Di layar monitor, mereka bisa melihat pilot mulai menghidupkan mesin. Suara gemuruh dari mesin turboprop N250 menggema di seluruh landasan, menambah suasana tegang di ruangan kontrol.


"Semua sistem dalam keadaan normal," kata seorang teknisi dengan suara tenang. "Siap untuk lepas landas."


Arya merasakan detak jantungnya semakin cepat. Di seluruh negeri, jutaan pasang mata tertuju pada layar televisi yang menyiarkan secara langsung uji coba ini. Bukan hanya tim IPTN yang merasakan ketegangan, tetapi seluruh bangsa.

Lihat selengkapnya