"Arya, sudahkah kamu lihat persiapan untuk prototipe kedua?" Suara Siska terdengar bersemangat saat dia masuk ke ruang kerja Arya. Pagi itu, suasana di IPTN terasa berbeda—lebih optimis, lebih antusias. Setelah keberhasilan uji coba pertama dengan sistem baru yang revolusioner, mereka kini bersiap untuk langkah berikutnya: prototipe kedua N250.
Arya menatap layar komputernya, di mana desain final dari prototipe kedua ditampilkan. “Ya, aku sudah melihatnya. Prototipe ini memiliki semua perbaikan yang kita butuhkan,” jawabnya sambil tersenyum. “Kita akhirnya sampai di tahap ini. Tapi kita tidak boleh lengah.”
Siska duduk di seberang meja Arya. “Kamu benar, tapi setidaknya kali ini kita memiliki lebih banyak pengalaman dan kepercayaan diri. Prototipe pertama mengajarkan kita banyak hal, dan sekarang kita tahu apa yang harus dihindari.”
Arya mengangguk setuju. Dia tahu bahwa meskipun mereka sudah melewati banyak rintangan, tantangan masih menunggu di depan. Prototipe kedua ini adalah ujian besar bagi mereka semua—apakah semua pembaruan dan perbaikan yang dilakukan benar-benar mampu membawa N250 menjadi pesawat yang andal.
"Rian dan tim teknis sudah bekerja keras menyiapkan semua," tambah Siska. "Mereka memastikan setiap komponen diuji secara menyeluruh sebelum pemasangan akhir. Tidak ada yang ingin mengambil risiko."
Arya tersenyum kecil. Rian memang telah menjadi kunci dalam kemajuan proyek ini. Ide revolusionernya tentang sistem kontrol baru telah membuka jalan yang selama ini terasa buntu. Dan sekarang, dengan prototipe kedua yang hampir siap untuk uji coba penerbangan ulang, timnya tampak lebih solid daripada sebelumnya.
“Aku akan ke hanggar untuk memeriksa persiapan terakhir,” kata Arya sambil berdiri. “Aku ingin memastikan semuanya berjalan sesuai rencana sebelum kita mengumumkan jadwal uji coba.”
Di hanggar IPTN, prototipe kedua N250 berdiri megah. Pesawat ini terlihat lebih kokoh, dengan pembaruan desain yang lebih canggih dan teknologi yang lebih matang. Setiap detail dari pesawat ini telah melalui pengujian ketat, dan tim teknis yang bekerja di sekelilingnya tampak penuh konsentrasi.
“Bagaimana persiapan di sini?” Arya bertanya kepada Rian yang sedang mengamati beberapa teknisi yang memeriksa mesin.
Rian menoleh dan tersenyum. “Kita hampir siap, Arya. Semua komponen utama sudah terpasang, dan kami sedang melakukan pemeriksaan akhir. Aku rasa kita bisa mulai uji coba penerbangan ulang lebih cepat dari yang kita perkirakan.”
Arya memandang prototipe dengan rasa bangga yang mendalam. “Bagus sekali. Tapi kita harus tetap hati-hati. Aku ingin setiap detail dipastikan sempurna sebelum kita meluncurkannya.”
Rian mengangguk. “Jangan khawatir. Kami tidak akan terburu-buru. Kami belajar dari uji coba pertama, dan sekarang semuanya lebih terkendali.”
Arya tahu bahwa ini adalah langkah penting dalam perjalanan panjang mereka. Jika prototipe kedua ini berhasil dalam uji coba penerbangan ulang, proyek N250 akan mendapatkan momentum yang sangat mereka butuhkan. Ini bukan hanya soal keberhasilan teknis, tetapi juga soal mengembalikan kepercayaan pemerintah, media, dan masyarakat yang sempat goyah.