Blurb
Kita bisa belajar dari kupu-kupu, bahwa meraih kebahagiaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua butuh proses, perlu ketekunan dan perlu kesabaran dalam menjalani setiap fasenya, sebelum bisa sampai kepuncak kebahagiaan. Kupu-kupu berawal dari ulat, yang dibenci, dicaci, bahkan dijauhi. Kemudian menjadi kepompong, menghadapi banyak cobaan hidup seperti terpaan angin kencang yang bisa membuat ia terjatuh dari dahan pohon, sendirian dan tak berdaya namun ia tak peduli dan tetap bertahan. Hingga sampai di fase terakhir, ia terlahir kembali menjadi diri yang baru , diri kita yang sesungguhnya, dan diri kita yang bisa membawa kebahagiaan untun orang lain.