Sesampainya Dita di rumah, Dita menekan tombol bel di tembok gerbangnya.
*Tett tett tett* suara bel berbunyi.
Bibi pun segera keluar membukakan pintu gerbang.
"Loh non, kok gak naik mobil?" tanya Bibi heran.
"Iya bi, tadi mau ngerasain naik angkot, jadi bareng sama temen sekelas," jawab Dita.
"Oh, begitu ya non, sini tasnya biar Bibi bawain," kata Bibi sambil mengambil tas dan barang bawaan Dita.
"Terima kasih Bi, kalau gitu aku ke kamar dulu ya, mau mandi," kata Dita yang segera bergegas naik ke kamarnya.
"Iya non, Bibi siapin makanan ya buat makan malam nanti," kata Bibi yang langsung menuju ke dapur.
"Iya Bi," Dita berteriak dari atas.
Di kamar Dita.
"Ah, surga dunia sekali rumah sangat tentram tanpa ada keributan," gumam Dita.
"Eh tapi, sebentar lagi mereka akan pulang, dan rumah akan menjadi neraka. Huh, Harus siapin kuping buat ngedengerin mereka ribut. Gak tau deh, mandi dulu ah," tambahnya.
Lalu Dita bergegas mengambil baju dan langsung menuju ke kamar mandi. Setelah selesai mandi Dita menuju kasurnya dan berbaring sambil menunggu adzan magrib.
"Enaknya ngapain ya? Chat Ananda aja aja deh, minta maaf soal tadi, tapi aku lupa minta nomor whatsapp nya hm. Bodoh deh Dita! Baru punya temen udah teledor begini," kata Dita sambil memukul kepalanya.
Tak lama terdengar suara mobil dari bawah.
"Ah, selamat datang di rumah nerakaku," Dita sambil menghela nafas.
"Dita!!" Teriak mama dari bawah.
"Huh, apa kan gue bilang," gumam Dita yang segera keluar kamar.
"Apa ma?" jawab Dita yang menhampiri Mama.
"Tadi pulang sekolah kemana kamu?!" tanya Mama.
"Gak kemana-mana, Dita langsung pulang."
"Kenapa gak mau dijemput?" tanya Mama.
"Ya, Dita bosen mau coba hal baru. Dita juga bukan anak kecil lagi yang apa-apa harus di antar jemput," jawab Dita dengan santai.
"Kalau kamu nanti diculik gimana? bahaya kan, nanti Mama juga yang repot cari-cari kamu."
"Ya, kalau gitu gak usah cari Dita, biar gak ngerepotin kalian lagi."
*Plak* sebuah tamparan mendarat dipipi Dita.
"Kamu kalau ngomong sembarangan banget ya! Orang khawatir malah begitu," kata Mama.
"Mama jahat! Dita benci sama mama!" kata Dita sambil berlari menuju ke kamarnya.
Dita POV.
"Kenapa aku harus terlahir dikeluarga ini Ya Tuhan," kata Dita sambil menangis diatas kasur.
"Apa aku salah? Apa seharusnya aku tidak ada didunia ini? Jika memang benar, aku ingin pergi saja Ya Tuhan, aku sudah bosan selalu dimarahi," tambah Dita yang masih menangis tersedu-sedu.
Setelah lelah menangis, Dita tertidur sampai pagi.
**
Keesokan harinya Dita sengaja tidak keluar kamar pagi-pagi, karena ia tidak ingin bertemu atau makan bersama dengan orang tuanya. Dita melihat keluar jendela untuk memastikan apakah orang tuanya sudah berangkat atau belum, ternyata ia melihat sudah tidak ada mobil orang tuanya dibawah. Kemudian Dita langsung keluar kamar dan bergegas untuk berangkat sekolah.
"Bi, selai roti yang coklat dimana?" teriak Dita dari dapur, karena bibi sedang menjemur dihalaman belakang.
"Sebentar Non, Bibi ambilin dulu."
"Iya Bi."