나비 (Na-Bi)

alyaandita
Chapter #1

Prolog

Kau tepikan kisah cinta kita saat ku sedang sayang-sayangnya. Kini ku tak bisa memaksa, tapi ku harus bilang hatiku terluka.

Kau tak pernah menyadari itu (menyadari itu) Cinta ini ku beri hanya untukmu Tapi semudah itu Kau tinggalkan semua dan lukaiku.

Apa sih rasanya melihat orang yang kita sayang tertawa lepas tapi bukan karena kita? Sakit kan? Banget..Gadis itu duduk sambil melamun di halaman belakang rumahnya ditemani dengan lagu kesukaannya Mawar de Jongh - Sedang Sayang Sayangnya tanpa sadar ia meneteskan air mata karena tak bisa menahan rasa sakit.

Kemudian ia menatap langit yang di terangi oleh bintang dan berharap keajaiban muncul dalam hidupnya. Huh! sempat ingin menyerah dengan hidup, tapi masih ada kewajiban yang harus di selesaikan. Tak lama gadis itu masuk ke dalam kamarnya untuk tidur, namun sebelum ia tertidur ia masih berharap akan ada keajaiban di esok hari.

Namaku Dita Prameswari mahasiswi semester akhir yang bosan dengan kehidupannya. Menurutku kehidupan yang sedang aku jalani itu monoton dan ditambah lagi dengan lingkungan yang biasa disebut lingkungan toxic.

Aku mempunyai keluarga yang lengkap, orang melihat keluargaku adalah keluarga yang harmonis. Tapi nyatanya tidak, hampir setiap hari dirumah ribut karena hal kecil dan kata-kata yang dikeluarkan itu cukup kasar. Kejadian seperti ini sudah terjadi semenjak aku SMP, ya bisa dibilang aku orang yang depresi, ketika keadaan semakin tertekan maka semakin ingin mengakhiri hidup.

Seperti biasa saat pulang kuliah, tak ada orang di rumah. Sedangkan kedua orang tua kerja dan biasa pulang malam. Aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, namun yang bikin aku gak tahan ya setiap malam pasti ada aja hal - hal yang mereka debatkan. Aku tak kuat lagi mendengarnya setiap hari seperti ini.

Malam hari tiba, kedua orang tuaku pulang. Aku segera membuka garasi mobil, dan benar saja muka mereka tak enak dilihat aku bisa menebak pasti sepanjang jalan mereka terus berdebat.

"Ngapain kamu disitu?!" tanya papa kepadaku dengan nada tinggi

"Mau tutup gerbang." jawabku yang segera meninggalkan papa

"Aduh ini kenapa rumah berantakan banget sih?!" teriak Mama dari dalan rumah.

"Mana berantakan sih? Udah diberesin dari tadi sore," jawabku.

"Ini tuh masih kotor, kamu gimana sih udah gede gak bisa diandelin banget. Orang tua udah cape kerja cari duit, kamu tinggal belajar sama bantuin beberes rumah masa gak bisa sih!" kata Mama.

Ya kira - kira seperti itu keadaanku setiap hari, selalu mendapatkan ocehan karena hal kecil yang menurutku bisa diomongin baik-baik.

Ajari aku untuk merasa tidak peduli ketika mereka bertengkar atau ketika mereka sedang memarahiku. Aku terlalu lama tertekan dengan masalah seperti ini, terlalu banyak menuntut tapi tak pernah menghargai usaha apa yang telah aku lakukan.

**

Lihat selengkapnya