Orang yang kuat hatinya bukan mereka yang tidak pernah menangis, Melainkan orang yang tetap tegar ketika banyak orang menyakitinya.
Mengapa aku selalu merasa tak diperdulikan?
Mengapa aku selalu merasa tersisihkan?
Bogor, Juli 2010
Dita baru masuk SMP, pada saat masa orientasi atau biasa disebut dengan ospek. Dita melihat anak-anak yang lain diantar dengan orang tuanya didampingi hingga selesai, namun berbeda dengan Dita ia hanya diantar dengan supirnya dan orang tuanya kerja seperti biasa.
Dita menjadi murung, kenapa dia seperti ini? Apakah orang tuanya benar-benar peduli? Tapi mengapa mereka tidak mendapingi Dita dihari pertama ia masuk selolah.
Hari pertama masuk sekolah, semuanya berbaris dilapangan dan bersiap untuk upacara, serta penyambutan murid ditahun ajaran baru. Dita melihat anak-anak yang lain tersenyum merasa bahagia, karena akan mendapatkan suasana dan teman baru disekolah. Tapi berbeda dengan Dita, ia merasa murung, karena tak suka dengan suasana baru dan orang-orang yang belum dia kenal.
Upacara dimulai, dan sampai waktunya sambutan dari kepala sekolah.
"Asalamualaikum Wr. Wb."
Serentak anak-anak semua menjawab salam dari kepala sekolah dengan semangat.
"Selamat datang dan selamat bergabung untuk kalian para siswa baru di sekolah ini. Saya berharap kalian bisa belajar dengan baik, menemukan teman baru, dan tidak menjadikan sekolah itu sebagai beban untuk kalian, karena perjalanan hidup kalian masih sangat panjang kalau kalian menyerah sekarang kalian tidak bisa menikmati masa muda dengan kebahagiaan."
*Dita POV*
"Bahagia? apa itu? ck! Mau menyerah sekarang atau nanti akan sama saja hasilnya," Dita mengepalkan tangannya dan mengabaikan ucapan dari kepala sekolah.
"Demikianlah Amanat hari ini yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat dan dapat diterapkan, Semoga kalian rajin belajar dan tidak bermalas-malasan. Saya ucapkan terimakasih atas perhatiannya hari ini."
"Wassalamu’alaikum Wr. Wb."
Upacar selesai, kemudian semua murid kembali ke kelasnya masing-masing.
*di kelas*
Dita duduk di pojok dekat jendela, dan barisan nomor 2 dari belakang. Tempat duduk itu untuk 2 orang, tetapi Dita duduk sendiri, Dita tak peduli karena menurutnya sendiri itu lebih baik.
Sebelum Guru masuk ternyata ada seorang siswi yang baru datang, dan ia melihat dari depan pintu bangku yang tersisa disebelah Dita.
Anak itu berambut panjang, berwarna coklat dan bergelombang dibagian bawahnya, badannya ideal, putih, mempunyai mata besar, hidung yang mancung, dan tinggi. Seperti idaman para lelaki di luar sana
"Hai, boleh gue duduk disini?"
"Oh, hai. Iya boleh..."
"Oh ya, nama gue Ananda, panggil aja Nanda."
"Oke, nama gue Dita, salam kenal."
"Iya salam kenal, Dit."
Pada hari itu Dita menemukan teman baru.
"Apa dia benar-benar ingin berteman denganku?" gumam Dita sambil menengok ke arah Ananda.
Bel Istirahat pun berbunyi, anak-anak segera berlarian keluar kelas dan menuju ke kantin. Tapi tidak dengan Dita, ia masih duduk di bangkunya.
"Dit, mau ke kantin?" tanya Nanda.
"Enggak Nda, gue mau di kelas aja."
"Oh oke, lo bawa bekal ya?"
"Iya Nda, ke kantin juga pasti ramai banget."
"Ya udah Dit, gue ke kantin dulu ya. Mau nitip jajanan gak?"
"Ehm... Mau Goodday Freeze aja Nda."
"Oke Dit," Ananda langsung pergi.
"Ah! Akhirnya kelas sepi juga, enak banget suasana kaya gini tuh. Ketenangan yang selalu aku harapkan, namun tak bisa didapatkan saat berada di rumah," gumam Dita sambil melihat ke arah jendela.
15 menit kemudian Ananda kembali ke kelas, dan ia membawa makanan serta minuman yang tadi Dita pinta.