"Oh iya, bagaimana kalau begini saja? Kau bilang tadi kan harus putra atau anak bangsawan?" ujar Ferdi. "Begini saja, Richard. Kalau memang ayahmu mengizinkan mengasuh anak bangsawan, kebetulan di daerah tak jauh dari tempat tinggalku, beberapa bulan yang lalu, ditemukan seorang bayi. Sekarang bayi itu sudah dirawat oleh salah satu warga dan kebetulan warga itu memiliki banyak anak. Kalau boleh aku sarankan padamu, bagaimana jika kamu saja yang merawat anak itu? Anak itu sangat tampan, sepertinya kriterianya bisa dikatakan anak bangsawan.
"Sebenarnya, awalnya aku yang ingin merawat anak itu bersama Farhana, istriku. Tapi karena waktu itu orang tua kami juga sedang membutuhkan kami, akhirnya berdasarkan kesepakatan warga, anak itu sebenarnya sempat beberapa bulan bersamaku. Namun, karena kami juga sedang sibuk merawat kedua orang tua kami, akhirnya anak itu dirawat oleh tetanggaku yang katakan tadi banyak anaknya. Sampai sekarang kami pun sebenarnya masih mencari orang tuanya. Bukankah bangsawan atau tidak itu hanya buatan manusia, Richard? Tuhan tidak membedakan hamba-Nya, tapi kenapa kita harus melakukan itu?" ujar Ferdi.
Richard pun terdiam mendengarkan kata-kata sahabatnya itu. "Lantas kenapa bukan engkau yang merawatnya?" tanya Richard.
"Kan aku sudah bilang tadi, kalau kami juga saat itu sedang merawat kedua orang tua kami. Kau tahu sendiri, aku dan Farhana hanya sempat merawatnya sampai satu bulan. Kemudian, tiba-tiba ada sidang warga untuk memilih siapa yang merawat anak itu sampai anak itu besar. Awalnya anak itu ingin dibawa ke dinas sosial, tapi seluruh warga di kampung sebelah rumahku itu tidak mau melakukannya. Akhirnya, warga di sebelah tempat tinggalku itu bersepakat untuk bersama-sama merawat bayi itu dan diadakanlah rapat warga.
"Ternyata anak itu sekarang dirawat oleh salah satu warga di tempat ia ditemukan. Dan setelah merawat anak itu selama satu bulan, tiba-tiba saja Farhana mengandung setelah tiga tahun di awal pernikahan kami. Farhana mengalami keguguran beberapa kali, dan kami harus menunggu lagi selama tiga tahun setelah pernikahan kami. Lalu Farhana kembali mengalami keguguran, dan kami pun harus menunggu lagi kurang lebih dua tahun. Totalnya, dalam perjalanan pernikahanku, kamu tahu kan aku membutuhkan waktu lima tahun setelah tiga tahun pertama pernikahan kami mengalami keguguran, dan aku harus menunggu dua tahun lagi untuk mendapatkan anak itu. Kami sangat bersyukur ketika kami tahu akan memiliki anak kembar. Kami merasa itu adalah hadiah dari Tuhan untuk kami, atas kesabaran kami selama ini. Kamu tahu itu, kan?"
Ferdi melanjutkan, "Jangan seenaknya saja kau datang menawarkan hal yang sungguh di luar nalar. Pikirmu mengandung itu gampang? Coba kutanyakan saja pada istrimu, Lydia, bagaimana rasanya mengandung. Cobalah kau pikirkan lagi," tanya Ferdi. "Aku tahu, aku butuh uang banyak saat ini, tapi bukan berarti aku harus 'menjual' anakku yang sudah lama kami tunggu. Cobalah kau berpikir sekali lagi sebelum bertindak. Bukankah engkau tahu bahwa semua hal tidak harus diukur dengan uang?" ujar Ferdi.
Kali ini, Richardlah yang dibuat terdiam oleh kata-kata sahabatnya itu. Tadi Richard berpikir bahwa Ferdi mungkin akan setuju dengan penawarannya, mengingat Ferdi sahabatnya itu saat ini sedang butuh dana untuk pengobatan orang tuanya yang sedang sakit. Kali ini, ibu Ferdi yang seorang janda sedang butuh dana untuk pengobatannya, begitu juga dengan ayah mertua dari Ferdi yang merupakan ayah Farhana istrinya, sedang membutuhkan dana yang lumayan besar untuk pengobatan. Tadi Richard berpikir bahwa sebenarnya Ferdi membutuhkan dana yang besar dan pasti ia akan menyetujui penawaran darinya. Tapi, ternyata sepertinya dugaan Richard salah.
"Waduh, sepertinya Ferdi tidak akan menerima penawaranku," ujar Richard dalam hatinya. "Tapi, tidak! Aku harus bisa meyakinkan Ferdi bahwa ia harus menerima penawaranku, menyerahkan anaknya itu demi pengobatan orang tuanya," ujar Richard dalam hatinya yang masih berusaha untuk meyakinkan sahabat kentalnya dari sekolah dasar itu. Mereka tak sengaja bertemu ketika masih kecil dahulu, dan persahabatan itu terjalin sampai sekarang.