“Makasih udah dibawain bekel lagi. Gue kira lo bakal marah. Tapi sorry ya, Na. Kayaknya gue gak bisa makan bareng.”
Sebuah pesan masuk dari Regi. Hari ini Nadia membawakan bekal lagi untuk Regi. Walaupun sebenarnya Nadia sedang kesal dengan Regi karena ucapannya semalam. Tapi bagaimanapun Nadia tidak bisa menyalahkan Regi sepihak, karena Nadia juga bersalah, sehingga menimbulkan kesalahpahaman ini.
Mata Nadia agak berat hari ini, ia pun memutuskan untuk membasuh wajahnya di toilet. Ia pun berjalan ke toilet. Sesampainya di toilet ternyata ada Bella yang sedang berdandan.
“Pagi,” sapa Nadia. Tetapi Bella tidak merespon, ia hanya menengok sedikit.
Kemudian Nadia menyalakan keran air di wastafel, lalu membasuh wajahnya. Rasanya wajah langsung terasa segar.
“Apa sih yang spesial dari lo sampe-sampe Regi langsung beralih ke lo?” ucap Bella tiba-tiba.
Tangan Nadia yang sedang membasuh wajahnya pun berhenti sejenak. Kemudian ia mematikan keran air dan melihat ke arah Bella.
“Nad, lo tau gak sih? Tadinya Regi itu selalu ngutamain gue, kenapa sekarang dia jadi ngutamain elo?” ucap Bella. Wajahnya sangat kesal, lalu ia pergi meninggalkan Nadia yang masih bingung.
Nadia sendiri tidak paham akan hubungan Regi dan Bella. Tetapi Mba Siska bilang bahwa mereka tidak pacaran. Regi sendiri pun pernah membantah dan bilang bahwa Bella bukan lah gebetannya. Tetapi dengan sikap Bella barusan, itu berarti bahwa Nadia sudah merusak hubungan Regi dan Bella. Mungkin saja tadinya mereka sedang masa pendekatan, tetapi karena Nadia datang, Regi malah mengabaikannya.
Nadia sudah selesai membasuh wajahnya, ia pun kembali ke ruangannya. Di jalan ia melihat Regi dan Bella sedang mengobrol berdua.
“Pagi, Nadia,” ucap Regi.
“Pagi, Nadia,” Bella juga ikut memberi salam pada Nadia, padahal tadi saat di toilet Bella tidak membalas salam dari Nadia. Wajahnya pun terlihat berbeda, di depan Regi dia terlihat ceria.
“Pagi,” jawab Nadia singkat lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
“Lah, kenapa tuh anak? Ngambek?” gumam Regi, suaranya terdengar oleh Nadia.
Nadia tidak menghiraukannya dan terus berjalan.
“Na, gue berangkat dulu ya. Lo kalo butuh bantuan atau mau nanya, tanya aja ke Ivan ya,” ucap Mba Siska saat Nadia baru tiba.
Sebelumnya Mba Siska sudah memberi tahu Nadia bahwa ia ada jadwal training selama tiga hari yaitu hari Kamis, Jumat dan Sabtu. Mba Siska akan training di kantor pusat. Ia akan training bersama para pegawai dari cabang lain. Kak Ivan bilang bahwa mengikuti training itu sangat seru. Tahun lalu ia yang mewakili cabang mereka, kali ini Mba Siska dan satu orang lagi dari bagian lain.
“Iya, Mba. Hati-hati ya. Semangat!” ucap Nadia.
Seperginya Mba Siska, tiba-tiba Kak Ivan mendekati Nadia.
“Nad, gue mau nanya,” ucap Kak Ivan.
“Nanya apa?” tanya Nadia.
“Lo sama Regi pacaran?” tanya Kak Ivan.
Nadia langsung menggelengkan kepalanya. “Enggak kok,” jawabnya cepat.
“Tapi lagi PDKT?” tanya Ivan.
“Enggak,” jawab Nadia lagi.
“Ya abisnya, kalian deket banget sih. Kemaren juga lo pulang bareng kan?” tanya Kak Ivan.
“Iya, kita pulang bareng, tapi kita cuma temen satu sekolah kok makanya deket,” jawab Nadia.
“Oh, tapi kayaknya Bella cemburu deh, Nad. Dari kemaren dia update status galau terus,” ucap Kak Ivan.
“Galau?” tanya Nadia.
“Iya, mungkin dia galau gara-gara Regi gak pernah balik bareng dia lagi. Jadi dia harus jalan kaki. Hahaha,” ucap Kak Ivan.
“Emang mereka sedeket apa?” tanya Nadia.
“Gue juga gak paham sih hubungan mereka sedeket apa. Tapi dari sepenglihatan gue kayaknya Bella suka sama Regi,” jawab Kak Ivan.
“Woy, ngegosip aja! Kerja!” tegur Kak Robert.
Kak Ivan yang terkejut pun langsung menjauh tiba-tiba.
“Ah, elo! Gue kira siapa,” ucap Kak Ivan kesal.
Kak Robert pun langsung kabur sambil tertawa.
“Udah lah, Nad. Kita kerja dulu!” ucap Kak Ivan.
Kak Ivan pun kembali ke meja kerjanya, tempatnya berjarak dua meja dari tempat Nadia.
※※※
Nadia sedang menunggu Ojek online pesanannya di depan kantor. Tiba-tiba Regi muncul bersama motornya.
“Na, ini tempat bekel lo,” ucap Regi sambil menyerahkan tempat bekal berwarna ungu pada Nadia.
Nadia pun meraih tempat bekal tersebut dan memasukkan ke dalam tasnya.
“Ayo, balik bareng!” ajak Regi.
“Enggak usah,” jawab Nadia.
“Yaelah, Na. Jangan malu-malu gitu lah, kayak sama siapa aja,” ucap Regi.
“Aku udah pesen ojol,” jawab Nadia.
“Ya, kenapa lo gak nungguin gue sih? Kemaren-kemaren juga pulang bareng kan,” ucap Regi.
“Mulai sekarang gak usah bareng lagi deh, Re,” jawab Nadia.
Deg.
Regi terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut Nadia.