Nadin Membunuh Nostalgia

Ardi Rai Gunawan
Chapter #25

Bab 25

 

Mbak Nah sebagai orang yang paling berambisi untuk menyingkirkan kutu busuk itu dari tempat indekosnya, tentu jadi yang paling penasaran pula perihal Nadin yang kini berhasil menggoda pesulap bernama Lembu—yang kini namanya terus jadi bahan perbincangan di segalam corong media. Ia memimpin pengikut setianya, berupaya mendobrak kamar Nadin, sebab mereka ingin mengusir Nadin dengan alasan yang absolut, sehingga ia tak perlu merasa bersalah bila perempuan itu harus menunjukkan penghakiman yang pantas bagi pezinah, yang sudah seenaknya menyeret pria masuk ke kamarnya.

           Bagi Mbak Nah, langkah Nadin ini cukup berani. Ia tahu perempuan yang dititipkan Roslina kepadanya ini pastilah merasa jengkel karena Nah secara dadakan memberikan estimasi waktu untuk Nadin angkat kaki dari kosnya. Padahal selama ini Nadin tak pernah menunggak bayar. Tapi, dengan menunjukkan perlawanan dengan menggoda pria lain untuk berkunjung ke kamarnya, tentu pikiran Mbak Nah jauh menerawang masa depan, seolah ia memiliki kemampuan prekognisi. Jika ini dibiarkan, tentu suaminya, juga suami dari perempuan-perempuan yang sudah membangun bahtera keluarga dan menyewa kamar Mbak Nah, akan punya potensi untuk berkunjung pula ke kamar Nadin. Dan tak lama, rumah kosnya akan jadi sarang kupu-kupu malam. Lebih buruk menjadi bordil terselubung, dan ia tahu ini akan berakibat panjang bila RT dan RW tidak bisa diajak kerjasama, apalagi tokoh-tokoh agama yang terusik akan membawa gerombolan sucinya untuk menutup usah kos-kosannya ini. Sungguh memuakkan cara Nadin menghantui masa depan Mbak Nah.

           Ia pun bersungut-sungut sepanjang menaiki tangga menuju lantai di mana kamar Nadin berada. Ketika ratu gagak itu sudah tiba di depan kamar Nadin—dan ia serta pengikutnya pun tahu Nadin dan Lembu menutup pintu itu bersama—Mbak Nah lantas berkaok-kaok, mendaratkan cakarnya ke gagang pintu.

           “Keluar kau lonte sialan! Seenaknya membawa masuk artis pendatang baru itu ke dalam kamarmu seorang! Pelet apa yang kau gunakan sehingga dia mau kau ajak ke kamarnya! Keluar! Nadin bajingan! Jangan kau beri artis malang itu penyakit sialmu! Bajingan! Keluar kau!”

           “Dobrak saja, Mbak!” kata salah satu pengikutnya ikut berkaok.

           “Bajingan memang …” dengus Mbak Nah, mencari lelaki yang ada di sekitar indekosnya. Ia melongok ke arah lantai bawah, matanya memburu sosok pria kuat yang diharapkan bisa mendobrak pintu dalam satu kali percobaan. Sementara gagak-gagak pengikutnya kini mulai sibuk mengintip adegan liar dan panas yang mungkin terjadi di dalam ruangan. Mereka berlomba mencari celah kecil di gorden dalam jendela. Kemudian menancapkan bola mata mereka di setiap celah itu, berharap pancaran penglihatan mereka bisa merekam adegan yang mulai meliar di otak mereka. Beberapa gagak malah cukup bernafsu untuk bersaing. Peluh berceceran di kening mereka saking berusahanya.

           “Hey kau! Bayu!” pekik Mbak Nah, berteriak pada seorang pekerja film yang baru saja pulang dari pekerjaan yang melelahkan.

           “Y-Ya, Mbak?”

           Jelas sekali wajah lelah dan tubuh letih yang ingin dilempar ke ranjang empuknya berusaha dirahasiakan dari pemilik kos. Ratu Gagak tentu tidak peduli dengan kelelahan si penyewa kamarnya, ia ingin apa yang menjadi harapannya segera dikabulkan.

           “Kau punya badan cukup besar… kemarilah!”

           “Ada apa, ya Mbak?”

           “Kemari saja! Cepat!”

           Lelaki bernama Bayu itu mengernyitkan keningnya. Menaiki tangga dengan setengah gerutu, tapi kembali berusaha memancarkan senyum sopan usai tiba di lantai yang dipenuhi gagak-gagak betina. Satu gagak yang tak kedapatan mengintip, lantas mendorong Bayu ke hadapan Ratu Gagak, seketika itu juga ia mesti rela dikaoki oleh Mbak Nah, yang darahnya sudah memuncak, mungkin pula bergejolak.

           “Aku ingin kau mendobrak pintu ini dalam sekali coba.”

           “Mana bisa!”

           “Bisa! Yakinlah.”

           “Tapi… saya baru pulang…”

           “Apa urusannya?”

           “Ya, saya tidak punya energi sebesar itu untuk mendobrak sekali coba… kenapa tidak Mbak Nah atau suami…”

           “Jangan banyak omong, sebelum aku menaikkan biaya kosmu… cepat! Aku tidak ingin pelacur sial itu berada di sini! Seenaknya dia membawa seorang pria, dan kau tahu siapa, dia adalah artis pendatang baru yang sering muncul di reality show saat ini!”

           “Y-Yang benar?! Mbak Nadin melakukan itu?”

Lihat selengkapnya