Nadine Wedding Day

IndaahNs
Chapter #5

4. Kelinci Yang Pandai Bersembunyi

Alvian dan Alvaro sedang main game saat notifikasi pesan dari Lusi di grup whatsapp keluarga muncul. Mereka berdua saling pandang dengan sorot bertanya. Tapi kemudian mengedikkan bahu seolah tak peduli. Sepuluh menit berlalu sebelum pesan beruntun dari David mengacaukan permainan game mereka. Terpaksa, mereka mengecek notifikasi pesan dan terbelalak.

“Kita harus peringatin Mama!” Alvian langsung panik, seolah pesan itu adalah sesuatu yang menggemparkan jagad manusia.

“Coba telpon Mama dulu.” Alvaro memberi saran. Dia masih tenang.

Alvian memeriksa ponselnya, kemudian teringat sesuatu yang membuat matanya membola. “Tapi kuota Mama lagi abis. Ponselnya Papa ketinggalan di rumah.”

Keduanya langsung berlarian menuju lift. Sayangnya mereka sedang ada di rooftop hotel, jadi perlu banyak waktu untuk sampai di restoran. Isi pesan beruntuntun yang sudah seperti teror itu kurang lebih begini; jangan biarin Vivi wawancara kalian. Tolak dengan cara apapun! Vivi sekarang lagi nggak waras karena kebanyakan ngirup lem. Kalau sampai kalian terbujuk rayuan Vivi, keluarga kita bisa hancur!

 “Emangnya si Vivi lagi ngapain sih? Kok bisa ngehancurin keluarga?” kening Alvian berkerut. “Bukannya dari dulu si Vivi emang sering bikin masalah? Tapi endingnya selalu dimaklumi. Beda kalau kita yang bikin heboh.”

Alvaro mengangguk setuju. “Bener. Tapi masuk akal juga sih kalau mereka cepat luluh. Soalnya mata merajuk Vivi emang paling nggak bisa ditolak. Kalau Papa bilang sih, Vivi punya aura magis yang bikin orang bertekuk lutut.”

“Kayak Wizard nggak sih?” Alvian terkekeh kecil. “The great wizard Vivian. Lucu juga.”

“Enggak Wizard lagi sih, tapi udah Lord.”

Mereka terkekeh bersamaan.

Saat tiba di restoran hotel, Vivian masih melakukan wawancara. Tapi anehnya, Liliana dan Tedja berwajah pucat. Liliana mengetuk-ngetuk sepatunya ke lantai, gesture khas sedang panik atau merasa terganggu. Gerakan yang menandakan kalau dia ingin segera diselamatkan dari situasi yang tidak menyenangkan.

“Mama!” Alvaro setengah berteriak, mengangkat kedua tangannya. Mata mereka bertemu dan raut wajah Liliana langsung dipenuhi kelegaan. 

Alvaro menyeringai. Dia berhasil menyelamatkan Mama dari kondisi perang dunia. Haruskah Alvaro meminta Iphone keluaran terbaru sebagai gantinya?

***

Setelah kelahiran si kembar, baru kali ini Liliana bahagia melihat keduanya. Liliana sungguh nggak bisa lagi menghindari pertanyaan Vivi. Anak satu ini masih berusia tiga belas tahun, tetapi pemikiran kritisnya luar biasa. Enggak gampang berbohong pada Vivi. Ada saja pertanyaan anak itu yang menjebak. Dan yang tak kalah penting dari itu, Liliana nggak bisa menjawab soal kenapa dia dan Tedja tak bisa membawa semua anggota keluarganya kabur ke Singapore. Liliana takut kalau Vivi akan salah paham dan membencinya. Anak sekecil itu… pasti belum memahami bagaimana cara dunia bekerja.

Liliana… sangat tidak mau Vivi membencinya.

“Om David ngirim pesan grup, katanya nggak boleh nanggepin wawancara Vivi.” Alvian berbisik pada mamanya, sesaat setelah mereka meninggalkan restoran. “Katanya keluarga kita bakal chaos.”

Liliana mengipasi lehernya kuat-kuat. Berarti Lusi dan David sudah tahu soal rencana Vivian, tetapi mereka kehilangan Vivi sebelum mencegahnya. Kelinci kecil itu memang pandai kabur dan bersembunyi. Setelah Lusi sadar kalau Vivi berhasil dapat wawancara, Liliana pasti bakal kena amukan. Baru membayangkan saja sudah bikin ngeri.

“Terserah. Mama perlu oksigen sekarang. Kepala Mama pusing.”

Tak sadar kondisi, Alvaro malah menggoyang-goyang lengan mamanya. “Karena aku udah nyelametin Mama, gimana kalau Mama beliin aku IPhone baru?”

Liliana langsung memukul kepala Alvaro dengan kipas tangan. Matanya melotot tajam. “Mama beliin Iphone baru, asalkan UKT sama kos semester depan bayar sendiri.”

Alvaro nggak punya pilihan selain menunduk pasrah. Dia menatap ponselnya yang sudah buluk dan jamuran. Ponsel gaming dengan kapasitas memori cuma 128 giga, yang sekarang udah sekarat dan ngadat kalau dibuat main game.

Lihat selengkapnya