Hari Senin mungkin menjadi hari yang menyebalkan bagi beberapa orang, terutama siswa-siswi sekolahan. Namun, tidak bagi murid SMPN Brighter Depok tempat pak Torik mengajar. Sekolah tersebut memiliki konsep lain dari upacara bendera. Setiap senin, mereka memutar video-video yang berbeda baik video sejarah maupun motivasi sebagai keharusan amanat Pembina upacara disertai dengan aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa/i nya.
Pak Torik datang lebih pagi dari biasanya, kebetulan saat ini ada upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI. Seperti biasa, beliau mempersiapkan peralatan mulai dari audio sampai rekaman-rekaman yang akan diputar melalui lcd beserta piala hasil perolehan siswa/i di sekolahnya. Pak Thorik pun berkordinasi dengan pengurus OSIS untuk menyiapkan plan B apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Pak Torik bersiap di belakang layar sebagai pengontrol teknis acara. Beliau memastikan audio, serta peralatan dapat berfungsi dengan baik. Kebetulan saat itu Pembina upacara merupakan pemilik yayasan yang hanya mengisi upacara apabila ada peringatan-peringatan Hari Besar Nasional.
Kegiatan upacara berlangsung khidmat seperti biasanya, sampai pada saat menyampaikan amanat, secara tiba-tiba mic tidak berfungsi dengan baik dan sound sytem yang tidak bersahabat. Hal tersebut menyebabkan amanat pembina serta jalannya upacara agak terganggu. Pak Thorik sibuk berlari sana-sini memperbaiki serta mencari solusi untuk menyelesaikan masalah.
Sampai pada akhirnya pak Thorik sadar bahwa ada kerusakan yang cukup fatal dan butuh waktu lama untuk memperbaiki. Ia pun berinisiatif untuk minta tolong pada OB agar meminjamkan speaker portable pada SD ABCD Depok yang masih di bawah naungan yayasan yang sama. Pak Thorik pun memberi isyarat pada pemimpin upacara untuk menjalankan plan B.
Beliau pun menjalankan plan B; Pemimpin serta peserta upacara bendera pun tahu apa yg harus dilakukan dalam kondisi-kondisi tertentu. Balik kanan menjadi waktu untuk mempersiapkan plan B tersebut. Beliau mempersiapkan diri serta menghampiri setiap-tiap guru dan siswa yang dilibatkan untuk acara.
Beliau menjelaskan kondisi-kondisi tertentu pada pemilik yayasan dibantu oleh kepala sekolah. Pak Thorik sudah terkenal namanya di Yayasan karena memiliki karir yang cemerlang, sehingga pemilik yayasan mau memberikan kesempatan.
Pak Torik memutar mars SMP Brighter melalu pengeras suara SMP, selagi lagu itu diputar,
“Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Ketidak sempurnaan itu menyebabkan kita lebih sigap dan paham akan strategi. Pagi ini, mari kita perlihatkan pada dunia bahwasannya tidak ada jalan buntu dalam dunia pendidikan bagi siapapun yang menginginkannya.” Ucap kepala sekolah dengan menggebu-gebu menggunakan toa sekolah.
Suara sirine panjang pun berbunyi.
“Seluruhnya, balik kanaaaaaaaaan, gerak.” Teriak pemimpin upacara.
Peserta upacara pun berbalik. Mereka terkejut.
. . . . . .