Nak, Jangan Jadi Guru

Ridar Kurnia Pratama
Chapter #2

Hari Pertama

Pagi itu pukul 06.00, keluarga Keshya dihebohkan dengan Dira yang berteriak-teriak histeris memanggil mami nya dari kamar. Keshya pun berinisiatif menghampiri mami nya, dengan langkah cepat ia naiki anak tangga sambil memanggil-manggil mami nya dengan nada cemas. Setibanya Keshya di kamar, ia langsung menarik mami nya mengajak beliau ke kamar Dira. Setibanya di kamar Dira,

“SELAMAT ULANG TAHUN MAMIIII” ucap adik-adik Keshya sambil berteriak.

Zahra membawa kue ulang tahun untuk mami dan kamar Dira sudah penuh dengan hiasan ulang tahuun. Satu persatu anaknya pun memberikan selamat, mami meniup lilin dan berdoa bersama. Suasana yang khusyu, hening dan penuh haru, terutama bagi Keshya. Ia sadar momen seperti ini jarang sekali terjadi, wajahnya yang ceria menutupi kesedihan mendalam dalam hati nya. Hanya satu yang ia minta, 1 hari berkumpul bersama seluruh anggota keluarga. Doa pun selesai.

"Terimakasih ya anak-anak, mami bangga sama kalian tetapi mohon maaf mami harus berangkat ke kantor dulu ya, bye-bye semua, take care," ucap mami sambil mencium Dira dan meninggalkan kamar. Dira dan Zahra mengantar Ibu ke depan rumah sedangkan Keshya hanya bisa memandang mereka meninggalkan rumah sampai tiba di gerbang melalui jendela kamar Dira.

. . . . . .

"Den, neng ayok sarapan dulu sebelum berangkat." ucap bi Win mengajak anak-anak sarapan dan berkumpul di ruang makan. Anak-anak yang masih menyiapkan diri untuk berangkat sekolah segera menuju ruang makan. Namun, tidak bagi Keshya, ia sudah membantu Bibi memasak sekaligus mempersiapkan sarapan. Ia menjadi hobi memasak sejak sering memasak bersama Bibi.

Saat yang lain sudah siap di meja makan, mereka melihat Dira dan Dado anak bi Win masih bermain bersama. Mereka sedang bermain floor is lava, yang mana awalnya Dado tidak tahu cara bermain sampai akhirnya ia diajari oleh Dira cara bermainnya. Mereka terlihat sangat ceria sekali bermain, berlari, tertawa dan berjoget ria. Sungguh hal kecil yang membuat Keshya tersenyum bahagia.

"The living room is lavaaaaa," teriak Keshya pada mereka. Sontak Dira dan Dado berlari menuju ruang makan dan ikut makan bersama di ruang makan. Mereka duduk berdampingan di satu meja yang sama tanpa melihat status bi Win sebagai seorang ART.

Ini lah momen yang dirindukan oleh Keshya, mami dan papi nya yang jarang sekali pulang lebih awal karena urusan pekerjaan. Kakak pertama nya yang sibuk dengan hobi balap nya, sehingga ia harus mengurus kedua adiknya sendirian. Syukurlah ada bi Win yang dapat menjadi sosok pengganti mami nya untuk berkeluh kesah serta cerita untuk membuat perasaannya lebih lega. Tidak hanya bagi Keshya, tetapi juga bagi Dira dan Zahra.

. . . . . .

Lihat selengkapnya