Nak, Jangan Jadi Guru

Ridar Kurnia Pratama
Chapter #9

Lomba Kritik Pendidikan

Tepat awal Oktober pihak sekolah yang bekerja sama dengan OSIS mengumumkan perlombaan spesial dalam rangka mengisi peringatan bulan bahasa. Perlombaan ini sudah menjadi perlombaan rutin tahunan tetapi semaraknya selalu meningkat pada tiap tahun selanjutnya. Dibuat berbeda dari sebelumnya, perlombaan kali ini bertemakan #MerdekaBelajar.

"LOMBA KRITIK PENDIDIKAN"

Sekolah memberikan kebebasan pada siswa/i untuk menyampaikan suara mereka pada forum yang tepat dengan etika-etika di dalamnya.

....

"Sya kenapa sih OSIS setuju ngadain lomba kritik-kritik begitu? Emang ga bahaya apa?" tanya Jeni.

"Ya gpp atuu Jen, justru kita harus tahu gimana caranya bersuara dengan baik dan benar." balas Keshya dengan senyum menawannya.

"Ko elo seneng banget sih Sya kayaknya?" Jeni penasaran akan respon Keshya.

"Yaaa dooong gue udah ga sabar Jenn liat bakat anak-anak Brighter dipertontonkan lagi sesuai fitrahnya." Keshya membalas penuh semangat dan tawa penuh antusias.

"Ya ampun apaan banget sih Sya sesuai fitrah segala wkwk" Jeni menutup pembicaraan

....

"Selamat pagi pak"

"Selamat pagi anak-anak. Sehat-sehat kaan?"

"Sehaaat paaaaaakkkk!"

"Wah kayaknya seneng banget nih aura-auranya? udah ga takut hari Senin apa gimana?" Sindir pak Torik

"Ga takut pak kan ada Kesh..." belum sempat Bayu menyelesaikan kalimatnya.

"Gausah ditanya pak, Bayu mah emang suka claim yang bukan miliknya" Sheila memotong Bayu sambil tertawa puas.

"Yang sabar ya Sya," Pak Torik melanjutkan candaan kelas.

Keshya, pribadi plegmatis yang sudah paham akan situasi kelas, teman-temannya sampai guru walinya hanya tersenyum dan menerima saja tanpa menyimpan perasaan kesal sedikitpun.

"Ok langsung saja, we have things to do right?" tanya pak Torik.

....

Sheila dan Keshya terpilih menjadi ketua dan wakil ketua

Vayra dan Bayu terpilih menjadi kordinator talent.

Jenii ditarik oleh Sheila dan Keshya untuk membantu Vayra dan Bayu mendata bakat-bakat terpendam di kelas 9A.

....

"Keshyaaaaaaaaa"

"Ghitaaaaaaaaaa"

Keduanya saling memanggil dan menghampiri. Bak lama tidak bertemu, mereka berdua selalu excited apabila ada kesempatan emas untuk kembali menjadi rival dalam suatu perlombaan. Terlebih, lomba yang mereka ikuti adalah perlombaan kelompok/kelas. Antusiasme mereka semakin meningkat dan tanpa disadari makin mempererat hubungan mereka.

"Jadi, udah tau mau ngapain lo Sya?" tanya Ghita penasaran.

"Ada dong Ghiiiiittt, lo sendiri gimana?" Keshya bertanya balik pada Ghita. Seolah-olah pertanyaan mereka hanyalah sebuah basa-basi belaka untuk tujuan kepo semata.

"Sya elo ada waktu ga?" Ghita mendadak bertanya secara serius.

"Eh, kenapa Ghit?" jawab Keshya penasaran

Keshya pun pergi bersama dengan Ghita ke sebuah mall terdekat sekolah.

....

"Lo udah nyari SMA Sya?" tanya Ghita sambil meletakkan tasnya di bangku sebelah tempat duduknya.

"Eh gamau pesen dulu Ghit? Keshya yang belum sempat duduk menawarkan pada Ghita.

"Duduk dulu ajja Sya, biar mereka yang nanti nyamperin." Jawab Ghita sambil membuka menu.

"Belum Ghit, tapi mamah sih nyaraninnya biasalah lo tau pasti ke sana terus, secara...."

"Iya sih Sya elu mah ga ada masalah mau masuk ke sana juga, otak nyampe cuan ada." belum sempat Keshya menyelesaikan kalimatnya Ghita memotong dan tertawa.

Mereka melihat menu dan memesan kopi favorit masing-masing. Sambil menunggu mereka berada pada gadgetnya masing-masing. Keshya mengabarkan pada Bi Win bahwasannya ia akan pulang terlambat dan menitipkan adik-adiknya pada bi Win. Sementara Ghita memberitahukan mamahnya.

Ssssllllrrrpppp ahhhhh "manteb banget Syaaaaa." Ghita menyenderkan badannya pada senderan bangkunya sambil mengulet.

"Enak Ghit?" pertanyaan retorika dari Keshya sambil menaruh hp di depannya

"Elo ga mau nanya gua Sya?" Ghita melirik Keshya penuh harap.

"haha Ghita Ghita, iya dah. Elo mau kemana emang Ghit? tanya Keshya

"Gua sebenarnya mau masuk SMA Negeri ajja Sya, tapi mamah gua maunya gua ke International School juga. SMA favorit itu loh." ucap Ghita sedikit kesal.

"Iya ya Sya, kenapa sih harus ada sekolah-sekolah favorit? padahal definisi favorit itu kan seharusnya mengacu pada kita masing-masing ajja yakan." Keshya menimpali

"Benerrr!!! Padahal nanti tiap sekolah juga punya baik dan buruknya masi...."

Lihat selengkapnya