Naka Wulang

Ntalagewang
Chapter #1

Naka Kembali

Ruteng 2006

Tiga orang siswi SMA dengan seragam sekolah yang berbeda, sedang duduk di depan teras rumah. Siswi berseragam sekolah Kuning-putih bernama Wulan, dia bersekolah di salah satu sekolah Favorit di Kota Ruteng, di samping Wulan ada Ayu yang mengenakan seragam Biru-putih, Sekolah Wulan dan Ayu bersebelahan hanya di batasi oleh jalan raya. Seorang gadis berambut pendek berseragam merah kotak-kotak dengan rok putih bernama Bia, dia Sekolah di SMA Negri. Mereka bertiga baru pulang dari Sekolah. Sebelum pulang ke rumah masing-masing, mereka mampir ke rumah Wulan untuk membahas tentang rencana mereka pergi menonton pertandingan sepak bola di lapangan yang lokasinya berada persis di belakang Sekolah Dasar.

"Nanti sore yang main dari wilayah kita. Aku dengar Dion juga ikut main." Jelas Ayu, dia sengaja menjelaskan kalau Dion ikut, karena Wulan menyukai Dion, teman SD nya yang kini satu Sekolah dengan Ayu.

"Pertandingannya jam berapa?" Tanya Wulan. Dia meletakan dua mangkok kolak di atas meja plastik warna biru. Kolak ubi di campur kacang hijau tampak menggugah selera makan kedua temannya itu. Kolak itu di buat oleh Mamanya Wulan sebelum pergi ke Ladang. "Mamaku masih di ladang, tidak ada yang jaga rumah."

"Adik kamu kemana?" Tanya Bia. "Bukannya Nandi sudah pulang Sekolah?" Nandi adalah adik laki-laki dari Wulan, saat ini dia duduk di bangku kelas Dua SMP. Wulan memiliki dua orang adik laki-laki. Nandi dan Wen yang masih duduk di bangku kelas 5 SD.

"Nandi lagi temani Om Inok cari rumput untuk Sapi. Wen ada latihan misdinar di Gereja." Jawab Wulan. Dia duduk di bangku samping Bia, lalu mengambil kolak dan menyantapnya.

"Pertandingannya jam 4. Seharusnya Mama kamu sudah kembali dari ladang."

"Nanti kalian berangkat duluan saja. Aku akan menyusul kalau semua pekerjaanku sudah selesai." Kata Wulan. Sebenarnya tidak ada masalah jika dia pergi, namun dia harus menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya terlebih dahulu. Sebagai anak yang paling besar, Wulan bertanggung jawab untuk urusan rumah, mulai dari memasak dan membersihkan rumah, karena orang tuanya selalu sibuk di ladang dan di sawah, dan kedua adiknya tidak bisa melakukan pekerjaan rumah.

Orang tua Wulan bekerja sebagai seorang Petani, hasil sawah dan ladang mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, mereka juga memelihara dua ekor Sapi dan juga empat ekor Babi. Adik dari Mamanya Wulan yang membantu untuk mengurusi Sapi dan Babi mereka.

Suapan kolak yang terakhir, ketika mereka mendengar seorang gadis seusia mereka berteriak memanggil nama Wulan dari pertigaan gang yang hanya berjarak satu rumah dari rumah Wulan.

"Wulan ... " dia memanggil lagi. Dengan napas ngos-ngosan, gadis itu berdiri di samping Wulan sembari memegang pundak Wulan. "Aku butuh bantuanmu." Katanya dengan napas memburu.

"Bantuan apa?" Tanya Wulan bingung. Dia melirik Ayu dan juga Bia secara bergantian. "Kamu ganti warna rambut lagi?" Wulan menatap ngeri rambut pendek merah terang gadis itu. Jika dia berada di Sekolah Wulan, maka sudah di pastikan dia akan disuruh mengganti warna rambutnya atau keluar dari Sekolah.

"Nanti kalau Mama ku tanya, aku pergi kemana, tolong bilang sama dia kalau aku ada kegiatan di Sekolah." Katanya sembari melihat ke pertigaan gang, seperti menunggu seseorang.

"Memangnya kamu mau kemana Ira?" Tanya Bia. "Kenapa tidak bilang sendiri pada Mama mu?"

Lihat selengkapnya