Naka Wulang

Ntalagewang
Chapter #2

Bertemu

Para pemain sepak bola sedang berkumpul di depan rumah Dion, karena Kakaknya Dion merupakan pelatih mereka. Sore itu mereka akan berangkat bersama-sama menuju ke lapangan pertandingan. Kakaknya Dion yang merupakan pelatih Sepak Bola, mengecek kembali apakah teamnya sudah berkumpul semua atau belum.

"Dimana Kian? Kenapa dia belum datang?" Dia bertanya pada Dion, karena Kian selalu menempel pada Dion.

"Dia lagi pergi ke rumah Naka." Jawab Dion.

"Naka? Dia sudah pulang?"

Dion belum menjawab, ketika dia melihat Kian datang bersama Naka. Naka, laki-laki bertubuh tinggi 170cm, kulit sawo matang, dengan model rambut layered bowl cut. Naka tidak tampan, namun wajahnya yang manis membuat orang-orang terus menatapnya dan mengaguminya.

Mereka yang ada disana tersenyum bahagia melihat Naka, mereka menyambut kehadirannya disana dengan hangat.

"Darimana saja kau Naka? Kau pergi tanpa mengatakan apapun pada kami."

"Jadi, kau dari Jakarta atau darimana?"

"Kau keluar dari Seminari?"

Naka tersenyum kecil mendengar pertanyaan mereka. Dia pun teringat saat dia pergi meninggalkan Kota Ruteng tanpa pamit pada teman-temanya. Naka pergi dengan kesedihan yang mendalam ketika Ayahnya meninggal dunia, dia mengikuti Kakaknya yang saat itu membiayai Sekolahnya. Bukan ke Jakarta, tetapi dia pindah Yogyakarta. Naka menjawab pertanyaan-pertanyaan dari teman-temannya disana.

"Okay. Sudah waktunya kita ke lapangan. Kalian bisa bernostalgia lagi setelah pertandingan selesai."

Mereka pergi ke lapangan menggunakan mobil pick up dan juga motor. Naka ikut dengan motornya. Walaupun dia baru saja tiba, dan masih lelah, dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mendukung teman-temannya dalam pertandingan Sepak Bola yang diadakan oleh Keuskupan Kota Ruteng.

Di lapangan sudah ada banyak penonton, karena sebelumnya juga ada wilayah lain yang baru saja selesai bertanding.

Naka memarkir motornya dan pergi menghampiri Bia dan Ayu yang sejaktadi mengamatinya. Naka menyunggingkan seulas senyuman kearah mereka. Tatapan mata Naka berkeliling mencari seseorang yang tidak terlihat disana.

"Bagaimana kabarmu, Naka?" tanya Bia. "Sudah lama sekali tidak bertemu. Kau semakin tinggi saja." Bia yang duduk diatas rumput mendongakan kepalanya untuk melihat Naka.

"Baik-baik saja." Katanya.

"Wulan belum datang. Dia akan menyusul." Kata Ayu. Dia menebak jika Naka mencari-cari Wulan. Pasti dia rindu bertengkar dengan Wulan, teman masa kecilnya.

Naka tidak menggubrisnya, dia pergi menghampiri teman-temannya yang sedang melakukan pemanasan sebelum masuk ke lapangan pertandingan.

"Coba saja kau datang lebih awal Naka, kau akan ikut bertanding dengan kami."Kata Dion.

"Tenang saja, aku masih bisa ikut di pertandingan yang lain, jika kalian bisa lolos di pertandingan hari ini." Jawab Naka.

"Memangnya kau tidak akan pergi lagi?" tanya Kian. Dia ikut bergabung bersama Dion dan Naka.

"Tidak. Aku akan melanjutkan sekolahku disini."

Lihat selengkapnya