Naka Wulang

Ntalagewang
Chapter #7

Kantin Sekolah

Di Sekolah Wulan, ada dua kantin yang bisa mereka datangi, kantin SMA dan kantin SMP, menu di setiap kantin beda-beda, sehingga tak jarang ada anak SMP dan SMA selalu berkerumun saat jam istrirahat. Namun di luar sekolah juga ada kantin yang selalu menjadi Favorit anak SMA, tetapi tidak ada yang berkeliaran bebas kesana, kecuali ada yang nekat pergi keluar sekolah melalui gerbang sekolah SMP, yang berada persis di depan Gereja katedral baru. Makanan di kantin luar sangat banyak dan bervariasi, di kantin itu juga sering di jadikan tongkrongan dari siswa-siswa yang mogok ke Sekolah.

Sebelum jam istrirahat tiba, Yani sudah berbisik pada Wulan, dia mengajak Wulan untuk jajan di kantin luar, dia ingin beli pentol pedas yang menjadi jajanan favoritnya. Wulan langsung menolak karena dia takut ketahuan sama Guru piket saat itu. Walaupun dia juga ingin sekali membeli pentol pedas, karena saat jam sekolah berakhir dia selalu tak kebagian. "Aman Lan, hari ini yang piket di SMP bukan Guru yang galak." Jelas Yani dan berusaha meyakinkan Wulan. Dia tau semua Guru SMP disana, dari yang paling di sukai sampai yang tidak dia suka, karena dulu Yani sekolah disana. Yani melirik kearah Naka sebentar lalu kembali berbisik pada Wulan dan meminta Wulan untuk tidak memberitahu Naka.

"Hussh ... jangan berisik!" tegur Naka, dia sedang tidak mendengarkan pelajaran, tetapi dia merasa terganggu karena Yani dan Wulan yang saling berbisik dan dia tidak diajak sama sekali. Nak amemplototi Wulan, menyuruh Wulan untuk fokus melihat ke depan, walau disana sedang tidak ada Guru yang mengajar. Naka mendekatkan kepalanya kearah Wulan. "Kalian mau bolos Sekolah?"

Wulan balik melotot. "Bisa-bisanya kamu berpikir buruk seperti itu."

Naka tersenyum. "Makanya kalau ngomong jangan bisik-bisik. Kalian berdua ngomongin aku yah?" tuduhnya.

"Pede sekali kamu! untuk apa juga aku sama Yani omongin nama kamu."

"Tadi aku dengar kamu bilang Naka Reba⁴."

Wulan menaikan ujung bibirnya. "Pede sekali kamu." Katanya. Menurutnya Naka memang tidak tampan, tetapi wajah pria itu selalu mempesona baginya. Wulan mengalihkan pandangannya ke segala arah, karena tidak ingin melihat wajah Naka.

Disampingnya, Naka terus menggodanya. "Anthonius, siapa yang paling tampan? Aku atau Dion? atau Khian?" Tanya Naka.

Wulan langsung menoleh. Kenapa dia bertanya seperti itu? tampaknya itu bukanlah sesuatu yang perlu dia jawab. Lagipula hal itu tidak penting yang penting hanyalah perasaannya.

Saat jam istirahat tiba, Wulan dan Yani segera meninggalkan kelas dengan langkah cepat. Mereka langsung bergerak menuju gerbang masuk SMP. Di pos jaga tidak ada satpam dan anak Osis yang bertugas. Kalaupun ada yang sedang piket, Yani sudah menyiapkan alasan untuk menyelamatkan diri mereka. Dia sudah sering melakukannya saat SMP.

Di kantin luar Sekolah, sudah banyak siswa yang sedang duduk di depan kantin, mereka merokok sembari menikmati teh gelas dan tentu saja pentol pedas. Siswa yang berkumpul disana tidak berasal dari Sekolah Wulan, namun dari beberapa sekolah.

Lihat selengkapnya