Naka Wulang

Ntalagewang
Chapter #9

Jaga Perasaan

Sore ini Wulan tidak mendengarkan siaran radio, karena salurannya yang sedang tidak bagus sore itu. Dia mencobanya beberapa kali tetapi tidak bisa. Jadinya, sore itu dia menyalakan VCD player. Wulan memasukan sebuah CD yang berisi kumpulan lagu-lagu Pop Indonesia yang dia copy dari salah satu rental komputer di dekat rumahnya. Lagu-lagu pop favoritnya mulai terdengar, Wulan memulai aktifitas sorenya dari membersihkan rumah, halaman depan, halaman belakang dan samping rumahnya.

Dari arah dapur belakang terdengar suara pisau Ayahnya sedang mengiris batang pisang untuk makanan Babi. Di dapur juga ada Ibunya yang membantu sang Ayah memasak makanan untuk Babi. Kebulan asap kayu bakar terlihat, aroma asap juga menembus masuk kedalam rumah melalui celah pintu.

Wulan sedang sibuk di ruang tengah, saat dia mendengar kedua orang tuanya sedang berbicara dengan Bia dan Ayu, tak lama kedua sahabatnya itu melangkah masuk melalui pintu dapur.

"Kamu tidak mau ke lapangan?" Tanya Ayu, sembari menutupi pintu agar asap dari dapur belakang tidak masuk.

"Tidak. Selain sibuk, kaki ku juga sedang sakit." Wulan menunjukan luka di kakinya.Wajahnya menatap prihatin melihat luka di kakinya yang mulus itu.

"Kenapa bisa seperti itu? Kau jatuh dimana?" Bia dan Ayu mendekat untuk melihat dengan jelas luka di kaki Wulan, selain itu Wulan juga memberitahu mereka tentang hukuman yang dia dapatkan di Sekolah.

"Hari ini benar-benar sial." Keluhnya.

"Bagaimana ceritanya? Kenapa bisa jatuh? Kalau masalah hukuman, itu pasti karena kebodohanmu sendiri. Khian memberitahuku kalau siang tadi kamu jajan di kantin luar." Kata Ayu.

Wulan menceritakan kronologi bagaimana dia bisa jatuh di selokan depan Toko Dan kedua sahabatnya itu mendengar dengan wajah prihatin.

"Kalian mau nonton pertandingan?" Tanya Wulan. "Kalian saja yang pergi. Hari ini aku di rumah saja." Katanya.

"Kami juga tidak mau ke lapangan. Hari ini Khian sama Dion tidak main." Jawab Bia.

"Kami mau ajak kamu ke ladang, petik jagung." Kata Ayu.

"Ke ladang siapa?"

"Ke ladang kami." Sahut Bia."Tetapi, melihat kondisi kakimu yang seperti itu ... "

"Tidak masalah. Kamu bawa motor kan?" Tanya Wulan. Dia semangat jika pergi ke ladang keluarganya Bia, disana ada banyak pohon cabe, tomat dan sayur mayur. Dia bisa memetiknya sebanyak yang dia mau. "Aku selesaikan pekerjaanku dulu, kalian tunggu sebentar."

"Kami tunggu di teras yah."

"Baiklah, tolong sekalian sirami tanaman di depan, aku sudah meletakan ember berisi air disana." Tadinya dia berniat menyirami tanaman di depan halaman rumahnya setelah dia selesai membersihkan rumahnya.

Dari dalam rumah dia mendengar kesibukan Ayu dan Bia, mereka melakukan apa yang di minta Wulan. Selesai membereskan pekerjaannya di dalam rumah, dia menemui kedua sahabatnya itu.

"Kau sudah selesai?" Ayu menghentikan kegiatannya menyiram tanaman. "Tunggu sebentar, pekerjaan kami belum selesai."

Lihat selengkapnya