Naka Wulang

Ntalagewang
Chapter #12

Tebakan

Sore ini ada seleksi untuk anggota Drumband. Wulan sedang siap-siap untuk kembali ke Sekolah setelah dia membereskan pekerjaannya. Om Inok datang menemuinya dan memintanya untuk membantu Om Inok mengantarkan kopi sore ke ladang, disana sedang ada pekerja. Wulan menolak karenaia harus kembali ke Sekolah.

"Minta Nandik saja Om. Aku mau ke Sekolah untuk seleksi Anggota Drumband." Kata Wulan, dia tau Nandik sedang bersantai di dalam kamarnya.

Om Inok pergi ke kamar Nandi sembari memanggil Nandi dengan sebuah senandung. Terdengar suara Nandi yang mengeluh karena selalu di suruh-suruh.

"Saya terus saja yang di suruh-suruh."

Wulan menyahuti dari kamarnya. "Nandi! Kau pergi antar itu kopi, atau nanti saya kasihtau ke Bapak sama Mama kalau ... " Wulan menghentikan teriakannya ketika mendengar Nandi berteriak.

"Aku terus... aku terus!!! Tidak perlu maen ancam seperti itu." Katanya sembari menghentakan kaki. Wulan tersenyum kecil, dia memegang sebuah rahasia yang bisa dia gunakan untuk mengancam Nandi.

"Amangā¶, minta uang bemo." Wulan langsung mengulurkan tangannya, kebiasaannya saat dia memanggil Inok dengan Amang, itu karena dia mau sesuatu.

Om Inok tidak mengatakan apapun dan langsung mengeluarkan uang lima ribuan dari dalam kantong celananya. Setelah itu Wulan langsung pamit pergi.

"Mau kemana Wulan?" tanya Dion. Dia sedang duduk diatas sepeda motornya di depan rumah seorang teman. Disana ada beberapa anak muda yang sedang bersantai. "Mau ke Sekolah?" tanya Dion.

Wulan mengangguk. "Iya, seleksi untuk Anggota Drumband."

"Aku antar yah." Seperti biasa, Dion langsung siap-siap walaupun Wulan belum menjawab. Teman-teman Dion langsung menggoda keduanya, Wulan biasa-biasa saja karena mereka sudah sering seperti itu. Wulan juga setuju Dion yang mengantarnya, lagi-lagi hanya untuk penghematan biaya. Pikirnya.

"Kaki kamu bagaimana? sudah sembuh?" tanya Dion dalam perjalanan menuju ke Sekolah. "Seharusnya kalau masih sakit, jangan di paksakan dulu. Lebih baik istirahat dulu."

"Sudah tidak apa-apa."

"Nanti sore aku jemput yah, ada yang mau aku bicarakan." Kata Dion.

"Bicara apa? kenapa tidak sekarang saja?" Wulan sedikit penasaran, kira-kira apa yang akan di bicarakan oleh Dion. "Sesuatu yang buruk atau tidak?"

"Sepertinya tidak. Jadi, nanti sore aku jemput yah."

"Iya, selama tidak merepotkan." Kata Wulan Setuju, apalagi kalau sore, bemo di tempat mereka sudah tidak beroperasi lagi, biasanya sampai jam lima sore, kalau mau naik harganya lebih mahal.

Lihat selengkapnya